REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Ali Mansur
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo menjadi calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Idham Azis. Penunjukan ini pun telah direstui oleh mantan Kapolri yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Tito menyebut, Listyo sudah meminta restu untuk memimpin Polri ke depan saat ia mengunjungi kediamannya pada Senin (18/1) pagi. Tak hanya meminta restu, pria yang saat ini masih menjabat sebagai Kabareskrim itu juga meminta saran kepadanya.
"Saya sangat menghargai Pak Sigit yang datang ke para mantan Kapolri. Selain meminta masukan, juga minta restu, itu memang tradisi kita menghormati senior," ujat Tito usai rapat kerja dengan Komisi II DPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/1).
Listyo dinilainya sebagai sosok yang tepat untuk mengemban tanggung jawab sebagai Kapolri. Tito memandangnya sebagai pria tenang namun tegas dalam kerjanya dan hal itulah yang akan bermanfaat dalam mengawasi Polri.
Apalagi, Tito yang saat itu menjadi Kapolri pernah secara langsung melihat kerja Listyo yang menjabat sebagai Kapolda Banten. Kerjanya selama dua tahun tersebut dinilainya bagus dan terbukti dari kondisi wilayah tersebut yang terlihat lebih baik.
"Situasi Banten, saya lihat tenang, cool, dan kinerja yang sangat baik selama di Polda Banten. Saya kira semua bisa menyaksikan," ujar Tito.
Usia Listyo yang tergolong muda jika nanti menjabat sebagai Kapolri juga tak dipermasalahkan Tito. Pasalnya, ia juga ditunjuk sebagai Kapolri oleh Jokowi saat usianya sekira 51 tahun.
"Saya sangat paham Pak Sigit sangat tegas, beliau sangat tegas. Sehingga sekali lagi, saya berpandangan Pak Sigit sudah sangat siap jadi Kapolri dan saya doakan semoga prosesnya lancar," ujar Tito.
Ia pun menyampaikan sejumlah pesannya kepada calon kapolri tunggal Komjen Listyo Sigit Prabowo. Salah satunya untuk memperkuat soliditas internal Polri di semua tingkatan.
Sinergi dan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri juga diharapkannya lebih ditingkatkan. Mengingat Indonesia tengah dihantam pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja sama banyak pihak dalam penanganannya.
Ia juga menyampaikan salah satu pesan Jokowi, yakni mendukung terciptanya iklim yang baik dan kondusif. Untuk membuka kran investasi agar masuk ke Indonesia.
"Untuk juga sama-sama membangun iklim itu. Jangan sampai ada pungutan liar yang bisa menghambat investasi," ujar Tito.