Senin 18 Jan 2021 22:45 WIB

Inggris Targetkan Pelonggaran Lockdown Maret Mendatang

Langkah itu diharapkan seiring dengan peluncuran vaksin Covid-19 tercepat di Eropa.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Endro Yuwanto
PM Inggris Boris Johnson akan pimpin pertemuan darurat membahas wabah corona. Ilustrasi.
Foto: Jason Alden/EPA
PM Inggris Boris Johnson akan pimpin pertemuan darurat membahas wabah corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris melalui Menteri Luar Negerinya, Dominic Raab, menyebut, tengah berupaya untuk melonggarkan beberapa pembatasan lockdown pada Maret mendatang. Langkah itu diharapkan bisa berlaku seiring dengan peluncuran vaksin Covid-19 tercepat di Eropa.

Sebagai negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di Eropa, Inggris, telah diisolasi secara nasional sejak 5 Januari lalu. Pembatasan mulai dari penutupan sekolah untuk sebagian besar siswa, bisnis tertentu yang ditutup, dan para pegawai yang diminta untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.

"Apa yang kami ingin lakukan adalah keluar dari lockdown nasional ini secepat mungkin," kata Raab dikutip dari Mercopress, Senin (18/1).

Raab menambahkan, pada awal musim semi, sekitar Maret, pemerintah berharap sudah di posisi untuk membuat keputusan. Hal itu dinilainya tepat, alih-alih dari melakukan segala tindakan dengan langkah yang besar. “Saat kami menghentikan lockdown secara bertahap, saya pikir kami akan berakhir secara bertahap melalui pendekatan berjenjang (regional),’’ jelasnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah menetapkan target untuk memvaksinasi kelompok usia lansia, pekerja yang secara klinis rentan, dan garis depan Covid-19. Berdasarkan data, jumlahnya sekitar 14 juta orang dan ditargetkan rampung pada pertengahan Februari.

Johnson mengatakan, Inggris dapat mempertimbangkan untuk mengurangi lockdown sejak saat itu jika semuanya berjalan lancar. Dalam sebuah laporan, para menteri di kabinet juga menyatakan telah mendapat titik temu dalam perbedaan pandangan. Khususnya, untuk mendukung rencana tiga poin yang dapat menyebabkan beberapa pembatasan lockdown dicabut secepat awal Maret.

Pencabutan lockdown di daerah-daerah akan diberlakukan setelah tingkat kematian menurun, jumlah masuk rumah sakit turun, dan beberapa orang berusia antara 50 dan 70 tahun divaksinasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement