Selasa 19 Jan 2021 18:14 WIB

Kemenkes: Aplikasi Bermasalah, Bukan Nakes tak Mau Divaksin

Nakes yang belum divaksin mengalami kendala registrasi ulang lewat Pedulilindugi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi 3.987 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Semarang, diawali dengan Pencanangan Vaksinasi Covid-19 Tingkat Kabupaten Semarang oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Semarang, di aula lantai 2 Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/1).
Foto: Republika/bowo pribadi
Vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi 3.987 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Semarang, diawali dengan Pencanangan Vaksinasi Covid-19 Tingkat Kabupaten Semarang oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Semarang, di aula lantai 2 Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Tanah Air dikabarkan tidak menghadiri vaksinasi Covid-19. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku, para tenaga medis tidak diimunisasi karena kendala saat registrasi ulang di aplikasi Pedulilindungi.

"Registrasi ulang di aplikasi Pedulilindungi yang bermasalah. Jadi, bukan nakes yang tidak mau divaksin kan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi  saat dihubungi Republika, Selasa (19/1).

Baca Juga

Jadi, ia menegaskan tidak ada nakes yang menolak, mereka semua justru ingin disuntik. Bahkan, ia menyebutkan nakes yang memiliki penyakit penyerta juga ingin diimunisasi karena mengetahui bahwa vaksin ini betul-betul melindungi. Sebab, vaksin ini sudah dijamin keamanannya. Nakes juga mengetahui manfaatnya sehingga mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi, nakes tahu itu melindungi dia," ujarnya.

Terkait pembenahan registrasi ulang di aplikasi Pedulilindungi, Nadia meminta menanyakannya ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) atau Telkom karena dua pihak ini yang membuat aplikasi dan menjalankan sistemnya.

"Kemenkes hanya memanfaatkan data dalam aplikasi ini.

Kami juga tidak mengerti kenapa masih ada masalah dengan Pedulilindungi, tetapi kalau ada kendala, ya dibereskan," ujarnya.

Sejauh ini, ia menyebutkan sebanyak 41 ribu nakes telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 hingga per Selasa (19/1). Hingga saat ini Kemenkes belum mendapatkan laporan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Meski sistem registrasi bermasalah, pihaknya menargetkan sebanyak 500 ribu nakes mendapatkan vaksinasi, kemudian hingga akhir Februari kembali menyelesaikan vaksinasi untuk 900 ribu nakes.

"Total 1,4 juta nakes yang dotargetkan selesai disuntik vaksin Covid-19 hingga akhir Februari 2021. Insya Allah kami optimistis, makanya berupaya seoptimal mungkin," kata perempuan yang juga menjabat sebagai juru bicara vaksin Covid-19 dari Kemenkes ini.

Sebelumnya, sebanyak 166 nakes di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak hadir dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Pelaksanaan vaksinasi bagi para nakes itu akan dijadwalkan ulang.

Sementara itu, sebanyak 35 nakes tidak datang ke fasilitas kesehatan (faskes) sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada empat hari pertama pelaksanaan vaksinasi di Kota Solo. Padahal, 35 nakes tersebut sudah melakukan registrasi sehingga sudah terdata di Primary Care BPJS Kesehatan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement