REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pejabat kesehatan Pemerintah Nigeria memperingatkan masyarakat tentang penggunaan vaksin virus corona palsu karena dapat menyebabkan penyakit serupa Covid-19. Badan Nasional Pengawasan dan Pengawasan Obat dan Makanan (NAFDAC) mewanti-wanti akibat fatal yang bisa ditimbulkannya.
NAFDAC belum menerima aplikasi apa pun dari produsen vaksin Covid-19. Oleh karena itu belum ada vaksin yang disetujui oleh badan tersebut.
"Ada laporan tentang vaksin palsu di Nigeria. NAFDAC meminta masyarakat untuk berhati-hati. Tidak ada vaksin Covid yang disetujui oleh NAFDAC," tulis keterangan resmi NAFDAC dilansir kantor berita Bernama pada Selasa (19/1).
"Vaksin palsu dapat menyebabkan penyakit mirip Covid-19 atau penyakit serius lainnya yang dapat membunuh," lanjut NAFDAC.
NAFDAC memiliki Panduan Kesiapsiagaan untuk Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA), Lisensi, atau Akses untuk vaksin virus corona di Afrika. NAFDAC sedang dalam pembicaraan dengan produsen vaksin mengenai potensi pendaftaran atau lisensi produk EUA mereka.
Sebelumnya, gelombang kedua Covid-19 telah melanda Nigeria, negara terpadat di Afrika hingga menyebabkan lonjakan jumlah korban. Dua puluh tiga kematian baru dikonfirmasi Kamis pekan lalu, di samping 1.479 infeksi baru, menurut Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC).
Hingga Kamis, NCDC memastikan 1.405 kematian dan 105.478 infeksi Covid-19. Sebanyak 83.830 pasien telah dipulangkan di 36 negara bagian dan wilayah ibu kota federal.