REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 untuk 181,5 juta penduduk Indonesia berusia 18 hingga 59 tahun akan dimulai dalam waktu dekat. Dibutuhkan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk menyuntik seluruh penduduk rentang usia tersebut, namun ketersediaan vaksin yang dibutuhkan bergantung pada keberhasilan diplomasi dan negosiasi dengan perusahaan vaksin di luar negeri dan prosesnya masih berjalan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 181,5 juta jiwa penduduk Indonesia diharapkan bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dalam kurun waktu 15 bulan. Bahkan, dia melanjutkan, presiden Joko Widodo menginginkan akselerasi atau percepatan vaksinasi supaya bisa diselesaikan dalam setahun.
"Indonesia harus memastikan dulu ketersediaan vaksinnya, kalau untuk menyuntik 181,5 juta orang berarti butuh 426 juta dosis. Ketersediaannya sangat tergantung pada negosiasi yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan BUMN Penghasil Vaksin Bio Farma, pihak ini yang melakukan diplomasi bilateral dan multilateral untuk segera mendatangkan vaksin," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (20/1).
Dia menambahkan, upaya ini penting untuk dilakukan karena negara-negara lain juga tengah berebut vaksin ini dan adu cepat. Sejauh ini, ia menyebutkan Indonesia telah mengamankan 50 juta dosis vaksin dari Astra Zeneca, 125 juta dosis dari Sinovac, Novavax sebanyak 50 juta dosis, kemudian berupaya vaksin gratis lembaga internasional fasilitas Covax/Gavi sebanyak 108 juta dosis.