Rabu 20 Jan 2021 20:01 WIB

Nakes yang Sudah Divaksin Ajak Publik tak Pusingkan KIPI

Nakes mengaku biasa saja pascavaksinasi Covid-19 Sinovac.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Dago, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Rabu (20/1).Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sebanyak 4.070 tenaga kesehatan dan 69 pejabat publik, tokoh agama dan tokoh masyarakat di tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat telah disuntik vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Dago, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Rabu (20/1).Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sebanyak 4.070 tenaga kesehatan dan 69 pejabat publik, tokoh agama dan tokoh masyarakat di tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat telah disuntik vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga medis di Tanah Air telah dimulai. Dokter dan tim penanganan Covid-19, Muhammad Fajri Adda’I, adalah salah satu tenaga kesehatan (nakes) telah menerima vaksin Sinovac, ia mengaku rasanya biasa saja.

“Biasa saja,” ujarnya dalam Dialog Produktif virtual yang bertema Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI): Kenali dan Atasi yang diseoenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (20/1).

Baca Juga

Padahal sebelumnya dia berpikir akan terasa nyeri, namun ternyata tidak terasa apa-apa. Kendati demikian, ia mengakui reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Ia menceritakan kondisi teman nakes lainnya ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar hingga mengantuk. Reaksi ini dinilai wajar dan masuk dalam kategori ringan.

"Kalaupun ada demam itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” katanya.

Kepada masyarakat luas, Fajri berpesan agar tidak perlu mendengarkan hoaks. Ia mengaku telah melihat laporan terkait vaksin ini untuk mendapatkan kajian ilmiahnya. Ia mengutip laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun dari Brasil menunjukkan bahwa relatif. aman dengan KIPI di bawah 1 persen dan itu rendah sekali.

Menurutnya, reaksi alergi relatif kecil, di bawah satu persen, kecil sekali bila dibandingkan dengan yang tidak

terkena KIPI. "Dari pengalaman teman lain yang sudah disuntik juga aman,” ujarnya.

Ia harap publik jangan terlalu memusingkan kemungkinan efek samping yang kecil ini. Petugas medis juga sudah paham bagaimana mengatasi KIPI ini.

"Dalam proses vaksinasi, saya juga tadi sudah dijelaskan terkait KIPI dan bagaimana meresponnya jika ada reaksi,” katanya.

Jika nantinya seluruh lapisan masyarakat telah mendapatkan vaksin, ia meminta publik tetap harus disiplin melakukan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ia menegaskan, vaksin dan disiplin protokol kesehatan merupakan kombinasi tepat untuk melindungi diri dan melindungi negeri.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kramatjati Inda Mutiara mengungkapkan hal yang sama. "Saya tidak merasakan reaksi yang tidak wajar. Tidak sakit saat disuntik dan sampai sekarang juga normal-normal saja,” katanya. Sejauh ini, ia melihat lingkungan sekitarnya antusias dan tidak ada penolakan, baik dari rekan tenaga Kesehatan (nakes) maupun masyarakat sekitar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement