Jumat 22 Jan 2021 18:02 WIB

Dua Prajurit TNI Tewas dalam Kontak Tembak dengan KKSB Papua

Dua prajurit TNI tewas dalam kontak tembak dengan KKSB di Intan Jaya, Papua.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Anggota TNI korban penembakan KKSB (ilustrasi)
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Anggota TNI korban penembakan KKSB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kembali terjadi. Dua orang prajurit TNI tewas dalam kontak tembak yang terjadi di Kampung Titigi, Sugapa, Intan Jaya, Papua, 

"Info dari lapangan benar terjadi kontak tembak antara KKSB dengan Satgas Pamtas di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya mulai pukul 06.30 WITA," ujar Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kol Czi IGN Suriastawa, lewat pesan singkat, Jumat (22/1).

Baca Juga

KKSB kali ini melakukan penembakan terhadap prajurit TNI dari Yonif Raider 400/BR. Dari kejadian yang dimulai pasa saat matahari belum lama terbit itu, dua prajurit TNI gugur. Salah satu prajurit yang gugur bernama Pratu Roy Vebrianto. Dia ditembak dari jarak 200 meter pada saat melaksanakan pembersihan pos.

"Pratu Roy ditembak dari jarak 200 meter pada saat melaksanakan pembersihan," katanya.

Sementara satu orang korban yang lainnya bernama Pratu Dedi Hamdani. Dedi berasal dari Pos Hitadipa. Dia tertembak saat melakukan pengejaran kepada KKSB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi. Dedi  ditembaki dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.

"Dua korban penembakan KKSB itu meninggal dunia saat di evakuasi ke Timika dengan menggunakan helikopter caracal," ucapnya.

Merespons kejadian ini, Suriastawa mengatakan, pihaknha akan melakukan peningkatan pengamanan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk membantu pemerintah membangun Tanah Cenderawasih demi kemajuan Papua dan Papua Barat.

"Dan membantu pemerintah untuk mensukseskan pembangunan demi kemajuan Papua dan Papua Barat," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement