REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Divisi Usaha dan Pengembangan Umat Lembaga Da'wah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Divisi Usaha LD-PBNU) menggelar cara Ngaji Saham. Kegiatan tersebut diadakan pada Sabtu (23/1).
Acara Ngaji Saham itu akan menampilkan narasumber utama Purnomo Sony dan Irwan Abdalloh. Narasumber lainnya adalah Dr KH Moch Bukhori Muslm Lc, MA (sekretaris LD-PBNU)dan Drs KH Agus Salim HS (ketua LD-PBNU).
“Acara Ngaji Saham ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia investasi melalui trading saham di kalangan kiai dan santri NU khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sasaran utamanya adalah warga NU yang merupakan Ormas Islam terbesar di Indonesia,” kata Ketua Divisi Usaha LD-PBNU, KH. Ahmad Nurul Huda Haem, MA, Ch, Cht, CMLP dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/1).
Ia menambahkan, setelah acara Ngaji Saham tersebut diharapkan ada kesadaran baru dalam hal investasi melalui trading saham. Sehingga, bukan hanya bisa menepis mindset keliru yang berkembang bahwa saham itu judi dan tipu-tipu tetapi justru merupakan program penguatan ekonomi yang sangat penting.
“Karena, investasi melalui trading saham itu meningkatkan kualitas interaksi kita dengan keuangan, yakni turut serta dalam penyertaan modal di banyak perusahaan,” ujar tokoh yang akrab dipanggil Ayah Enha.
Ustadz Enha mengemukakan, panitia sengaja memilih nara sumber Purnomo Sony dan Irwan Abdalloh. “Alasannya, kedua narasumber ini orang-orang yang ahli di bidangnya,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia itu.
Ia menjelaskan, Purnomo Sony adalah founder Profita Institute yang berdiri sejak 2016 dan telah banyak menghasilkan investor di pasar modal. Sementara Pak Irwan Abdalloh adalah kepala Pasar Modal Syariah yang sangat populer di kalangan dunia saham.
“Tentu saja, Divisi Usaha LD-PBNU yang menjadi PIC kegiatan ini ingin memberikan yang terbaik kepada seluruh peserta Ngaji Saham, sehingga setelah event ini diharapkan semua peserta bisa dapat pencerahan dan bisa langsung praktek trading saham,” paparnya.
Menurut Ustad Enha, Ngaji Saham ini dirasa sangat perlu diadakan. Alasannya, pertama, istilah ngaji selama ini tentu saja merujuk pada pembelajaran ilmu agama lewat majelis ta'lim atau halaqah keilmuan, sifatnya biasanya non-formal tidak seperti sekolah atau perguruan tinggi.
“Pembelajaran ilmu agama di majelis pengajian pada gilirannya mendikotomi dengan ketat, antara urusan ilmu agama yang notabene mengurusi akhirat dengan urusan ilmu umum yang kerap dianggap mengurusi dunia,” ujarnya.
Menurutnya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Bukankah agama juga memberikan perhatian tinggi pada urusan dunia, sehingga dunia kerap disebut sebagai mazra'ah (ladang) bagi akhirat. “Sehingga kalau mau merayakan panen di akhirat ya perlu menanam yang baik saat di dunia,” tuturnya.
Enha menegaskan, Ngaji Saham dipandang sangat perlu karena, disepakati atau tidak, peradaban dunia saat ini digerakkan dari pasar modal. Era pandemi sekarang misalnya, di saat nyaris semua usaha di sektor riil mengalami dampak penurunan yang luar biasa, pasar modal menjadi salah satu sektor yang justru semakin eksis. “Transaksi di pasar modal justru mengalami kenaikan signifikan di era pandemi, gairah investor dari kalangan pemula juga melonjak drastic,” ungkapnya.
Karena itu, kata Enha, Ngaji Saham akan mengajarkan tentang dasar-dasar investasi di bursa saham, bagaimana market bergerak, dan hal-hal dasar apa saja yang perlu diketahui dan dilakukan para investor pemula untuk bisa bertahan, dan memperoleh keuntungan di bursa saham.