REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, perekonomian dan laju bisnis sedang mengalami kelesuan. Asosiasi Pemilik Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat, pada PSBB ketat yang pertama tingkat kunjungan mal hanya 10 persen dari hari biasa. Tingkat okupansi pusat perbelanjaan pada 2020 secara nasional menjadi 70 hingga 80 persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yang berada pada 80 hingga 90 persen. Transaksi penjualan di pusat perbelanjaan hanya sekitar 40 persen.
Namun, masalah tersebut bukan halangan bagi sejumlah pengembang untuk membangun pusat perbelanjaan modern yang sehat dan menarik. Hal itu tampak dari rencana pembangunan Living World di Kota Wisata Cibubur usai ground breaking pada Kamis (21/01). Wakil Direktur Utama PT Sahabat Kota Wisata sekaligus CEO Retail & Hospitality Sinar Mas Land, Alphonzus Widjaja, menyampaikan, pihaknya tetap berkomitmen melaksanakan pembangunan Living World Kota Wisata yang berdiri di atas lahan seluas enam hektare.
Bangunan mal yang memiliki parking area sekitar 200 ribu meter persegi ini akan mulai beroperasi pada awal kuartal kedua 2023. Total investasi untuk pembangunan proyek shopping center tersebut mencapai Rp1,4 triliun. Membengkak dari anggaran semula yang sebesar Rp 1,2 triliun akibat penambahan luas lahan yang dibangun.
Harapannya, mal tersebut dapat membantu pergerakan ekonomi di Cibubur di masa pascapandemi. "Pembangunan Living World Kota Wisata tetap kami lakukan meski di masa pandemi, sehingga memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat dan pemerintah kota setempat dalam hal pembangunan dan pendapatan daerah serta penyerapan tenaga kerja," katanya Selasa (26/1).
Indonesia dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa menjadi aset bagi pembangunan ekonomi nasional. Perputaran ekonomi dengan memperkuat daya beli nasional sudah cukup untuk mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Apabila pandemi telah berakhir, setidaknya dalam dua tahun ke depan ekonomi akan membaik seiring dengan pulihnya bisnis retail dan daya beli. Hal ini yang membedakan Indonesia dengan Singapura yang banyak mengandalkan ekspor impor barang.
Sugiyanto Wibawa selaku Direktur Utama PT Sahabat Kota Wisata sekaligus Business Development Director Kawan Lama Retail menyampaikan optimismenya bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis mal akan berangsur pulih. Pihaknya melakukan sejumlah strategi, salah satunya, melalui pembangunan mal sebagai tempat bersosialisasi (hub) yang berdiri di kawasan permukiman.
Dengan demikian, mal tidak berdiri sendiri karena pasarnya sudah tersedia dan masyarakat dapat mudah menjangkaunya. "Kami percaya diri membangun Living World bersama Sinar Mas Land di Kota Wisata Cibubur, ditambah dukungan berbagai progam pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional serta program vaksinasi Covid-19," ujar Sugiyanto.
Dengan positioning sebagai The Biggest Home Living, Lifestyle and Eat-ertainment Mall, Living World Kota Wisata Cibubur akan menghadirkan toko lebih dari 400 unit serta 15 anchor/mini anchor dengan kekuatan diferensiasi tenant mix di anchor tenant berkonsep Flagship Home Living, Home Improvement & Lifestyle seperti Ace, Informa, dan lainnya dengan luas lebih dari 20 ribu m2.
Konsep pusat perbelanjaan yang ditawarkan mengusung budaya Jawa atau Journey Through Java. Di sini pengembang berupaya menampilkan arsitektur yang memadukan antara tanaman, kayu dan botanical garden hingga city walk yang sarat dengan nuansa alam. Demikian juga dengan food paradise yang menekankan banykanya pencahayaan alami sehingga diharapkan dapat membawa mood lebih baik bagi pengunjung. Pusat perbelanjaan tersebut selain sehat juga eco friendly sehingga air limbah yang dihasilkan diolah kembali untuk digunakan berbagai kebutuhan. "Suasana lebih hijau natural berbeda dengan pusat perbelanjaan lainnya," kata Alphonzus.
Kota Wisata Cibubur dipilih sebagai lokasi Living World pertama untuk township milik Sinar Mas Land dengan mempertimbangkan pasar yang besar dan terus mencatat pertumbuhan yang positif. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah residensial yang dikembangkan di kawasan tersebut serta keberadaan perumahan dan kawasan komersial di sekitarnya.