Selasa 26 Jan 2021 15:24 WIB

Keterisian Bed Pasien Covid-19 Rumah Sakit di Bandung Turun

Sebelumnya, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 sempat mencapai 90 persen.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna (kedua kiri) saat mendapatka  vaksinasi Covid -19. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna (kedua kiri) saat mendapatka vaksinasi Covid -19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung menyebutkan keterisian bed atau tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan di Kota Bandung mengalami penurunan menjadi 75,03 persen. Sebelumnya, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 sempat mencapai 90 persen.

"Sekarang ini BOR (prosentase pemakaian tempat tidur, Red)  terus menurun, 75 sekian persen. Kalau kemarin 90, 80 persen," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, Selasa (26/1).

Baca Juga

Ia menyebutkan kondisi tersebut terjadi lantaran rumah sakit terus menambah tempat tidur. Pihaknya terus berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan agar terus meningkatkan tempat tidur. "Jadi saya ingin terus tekan, diupayakan jangan sampai melebihi 60 persen," ungkapnya. Namun begitu, jumlah kasus kumulatif Covid-19 hingga Senin (25/1) bertambah sebanyak 138 menjadi total 8.372.

Selain itu, jumlah kasus aktif bertambah 120 menjadi 1.457 sedangkan kasus sembuh bertambah 18 menjadi 6.702 dan meninggal dunia 173 orang. "Kita prihatin penambahan kasus lebih besar dari yang sembuh. Kalau tingkat kewaspadaan sedang, angka reproduksi 0,72 dibawah 1. Sekarang ini 75.03 BOR kita turun," katanya.

Terkait angka kesembuhan yang sedikit, Ema menjelaskan bahwa tidak semua pasien positif Covid-19 ke rumah sakit. Namun dapat melakukan isolasi mandiri dan jumlah yang sembuh dapat bertambah.

Ia menambahkan, saat ini target sasaran tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang lainnya yang akan divaksinasi mencapai 8.899 orang. Namun pada pelaksanaan yang divaksin hanya sekitar 7.548 orang atau 84.24 persen sedangkan sisanya ditunda.

"Ditunda 1.351 atau 15.18 persen, alasannya tidak datang, tidak lolos screening. Kebanyakan tidak lolos .screening itu mencapai 955 orang," katanya.

Ema mengatakan mereka yang tidak lolos screening diantaranya karena memiliki riwayat tekanan darah tinggi, memiliki keluhan seperti stres. Namun, terdapat pula yang tidak memiliki alasan yang jelas sebanyak 20 orang diduga karena khawatir atau takut.

Sejauh ini, ia menuturkan, pihaknya belum menerima laporan penerima vaksin yang terpapar Corona pasca divaksinasi. Kegiatan vaksinasi sendiri untuk nakes akan berlangsung hingga April.

"Saya divaksin Kamis (dosis kedua)," ungkapnya. Ia mengatakan, vaksinasi dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Terkait pemanfaatan GeNoSe sebagai alat pendeteksi Covid-19, pihaknya belum dapat berbicara banyak terkait hal tersebut. "Kebijakan mah belum sampai kesana, kita laksanakan saja apa yang ada di Dinas Kesehatan dan sudah terstandarisasi," ungkapnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement