Kamis 28 Jan 2021 14:13 WIB

Usai Mogok, Pedagang Daging: Kita Jenuh Harga tak Turun 

Pedagang daging menyebut harga karkas malah tambah naik saat mereka mogok

Rep: Febryan. A/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pedagang daging sapi beraktivitas di los daging saat aksi mogok jualan di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (20/1). Aksi mogok tersebut serentak dilakukan pedagang daging sapi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mulai Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1)  sebagai bentuk protes imbas dari melonjaknya harga daging sapi mencapai Rp.130 ribu per kilogram. Republika/Thoudy Badai.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah pedagang daging sapi beraktivitas di los daging saat aksi mogok jualan di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (20/1). Aksi mogok tersebut serentak dilakukan pedagang daging sapi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mulai Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1) sebagai bentuk protes imbas dari melonjaknya harga daging sapi mencapai Rp.130 ribu per kilogram. Republika/Thoudy Badai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rojali, pedagang daging sapi di PD Pasar Minggu, mengaku jenuh melakukan aksi mogok jualan. Pasalnya, setelah mogok, harga daging justru tambah naik. 

"Kita sudah mulai jualan lagi hari Sabtu (23/1). Pedagang sudah jenuh untuk mogok karena harga daging karkas malah tambah naik," kata Rojali, yang berjualan di Blok C Lantai Dasar PD Pasar Minggu, itu, Kamis (28/1). 

Puluhan pedagang daging sapi di PD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sebelumnya memang mogok jualan mulai Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1). Aksi itu dilakukan agar pemerintah segera menekan harga daging sapi yang terus melonjak.

Rojali menjelaskan, sebelum aksi mogok digelar, dirinya membeli daging karkas seharga Rp 90 ribu hingga 92 ribu per kilogram (kg). Ia lantas menjual kepada konsumen seharga Rp 120 hingga Rp 130 ribu per kg. 

Setelah aksi mogok yang juga diikuti pedagang daging sapi se-Jabodetabek itu, kata dia, harga daging karkas justru makin naik. "Sekarang daging karkas jadi Rp 94 ribu," kata Rojali. 

Meski harga daging karkas tambah naik, tapi Rojali tak bisa serta merta menaikkan harga jual daging. Sebab, jika harga jual juga dinaikkan, konsumen tidak sanggup lagi membeli. 

"Harga jual kita di Pasar Minggu Rp 120 ribu. Kalau pasar lain Rp 130 ribu. Kita nggak bisa naikkan lagi karena pembeli nggak sanggup," kata Rojali. 

Kendati demikian, Rojali mengaku total penjualannya sudah kembali normal. Jika sebelum mogok hanya bisa laku 50 kg per hari, kini sudah kembali 100 kg per hari. "Mungkin karena sudah tiga hari mogok, ya. Pembeli juga sudah ngerti harga naik," kata dia. 

Penjualan kembali normal bukan berarti keuntungan Rojali kembali normal. Pasalnya, modal bertambah, tapi harga jual tak dinaikkan. Namun demikian, Rojali tak mau lagi ikut mogok jualan. 

"Kita jenuh. Apalagi pedagang tidak kompak. Waktu mogok, masih ada pedagang daging gelondongan impor yang masih jualan," ujar pria 50 tahun itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement