Kamis 28 Jan 2021 19:10 WIB

Wiku: 193.909 Nakes Telah Divaksin

Sebanyak 193.909 tenaga kesehatan di Indonesia telah mendapatkan vaksinasi.

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas bersiap menyutikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga kesehatan.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Petugas bersiap menyutikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program vaksinasi Covid-19 tengah dijalankan secara bertahap di Indonesia. Saat ini, vaksinasi masih diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.

Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, per 25 Januari sebanyak 193.909 tenaga kesehatan telah mendapatkan vaksinasi.

“Sebagai salah satu metode untuk mengatasi pandemi, vaksinasi adalah upaya yang harus terus dikuatkan demi mencapai tujuan utama kita yaitu mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (28/1).

Ia menjelaskan, vaksinasi memiliki sejumlah manfaat. Di antaranya mengurangi kerentanan untuk terinfeksi, mengurangi pengembangan gejala penyakit yang parah, hingga mengurangi peluang penularan kepada orang lain. Melalui vaksinasi ini akan terbentuk herd immunity atau kekebalan komunitas.

“WHO menegaskan bahwa kekebalan komunitas seharusnya dicapai melalui vaksinasi, bukan membiarkan penyakit menyebar secara tidak terkendali pada populasi atau masyarakat,” tambah dia.

Untuk mencapai kekebalan komunitas, terdapat sejumlah faktor yang berperan. Yakni, tingkat penularan penyakit, efektivitas vaksin, kecepatan dalam mencapai ambang batas cakupan yang harus divaksinasi, hingga lama imunitas bertahan. Cakupan vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas pun berada di rentang 60-70 persen dari total populasi.

Kendati demikian, hal ini masih bersifat dinamis karena bergantung pada laju infeksi suatu penyakit. Karena itu, Wiku menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kekebalan komunitas, yakni melalui disiplin protokol kesehatan.

Sayangnya, pelanggaran terhadap protokol kesehatan masih kerap terjadi. Sehingga menyebabkan kasus positif semakin bertambah.

“Padahal disiplin protokol kesehatan adalah cara utama untuk mengurangi peluang peningkatan penularan maupun mutasi virus,” jelas Wiku.

Selain disiplin menerapkan prokes, Satgas juga meminta masyarakat agar mendukung program vaksinasi sehingga cakupan vaksinasi pun dapat segera tercapai. Wiku juga mengingatkan, hingga saat ini belum ada ahli yang mampu menjamin Covid-19 dapat menghilang setelah kekebalan komunitas tercapai. Namun, kekebalan komunitas tetap diperlukan untuk memperkecil resiko penularan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement