Senin 01 Feb 2021 20:45 WIB

Andi Arief Sebut Moeldoko Klaim Direstui Jokowi Kudeta AHY

AHY hari ini mengungkap ada pejabat Istana yang ingin mengambil alih Demokrat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengungkapkan sosok yang disebut sebagai 'orang Istana' yang disebut-sebut akan mengambil alih partainya. Menurut Andi, orang itu adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil-alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," cicit Andi lewat akun Twitter pribadi yang telah dikonfirmasi Republika, Senin (1/2).

Baca Juga

Ia juga menjelaskan alasan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, Moeldoko disebutnya telah mendapat restu dari Jokowi untuk mengambil alih partai berlambang bintang mercy itu.

"Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," ujar Andi.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, (AHY) mengatakan, saat ini ada pihak yang mengancam Partai Demokrat. Menurut dia, pihak tersebut adalah gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Berdasarkan kesaksian dan testimoni dari pihaknya, dia menyebut jika gerakan tersebut melibatkan pejabat penting pemerintahan. Bahkan, secara fungsional ada yang berada di lingkaran kekuasaan terdekat Presiden Jokowi.

Menurutnya, gerakan politik yang bertujuan mengambil alih kekuasaan Demokrat secara inkonstitusional itu bisa terjadi pada partai mana pun. Sehingga, kasus di Demokrat saat ini dinilainya bisa menjadi pembelajaran.

AHY mengeklaim, gerakan tersebut juga telah mendapat dukungan dari pejabat penting dan menteri. "Tentunya, kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah," ujar AHY.

Menanggapi AHY, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun angkat bicara. Ia mengingatkan AHY agar tak membawa dan menyangkut-pautkan masalah ini dengan Presiden Jokowi.

Sebab, kata Moeldoko, Presiden Jokowi tak mengetahui apa pun terkait masalah yang ditudingkan AHY. Ia pun menegaskan, masalah ini menjadi urusannya di luar jabatannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

“Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini, saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan selaku KSP,” jelas Moeldoko, Senin (1/2).

photo
para pembelot demokrat - (Infografis Republika.co.id)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement