REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, ikut mengomentari pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menuding ada orang pejabat di Istana yang ingin mengambil alih Partai Demokrat. Ferdinand mengaku tak yakin terkait tuduhan tersebut.
"Secara pribadi saya kok tidak yakin akan adanya gerakan orang-orang dekat Jokowi yang ingin mengambil alih Partai Demokrat," kata Ferdinand kepada Republika, Senin (1/2).
Menurutnya tuduhan tersebut seharusnya disertai dengan bukti-bukti akurat dan kuat. Ia mencontohkan seperti misalnya identitas pelaku, dan gerakan yang sudah dilakukan dalam proses pengambil alihan partai seperti apa. Sebab menurutnya mengambil alih partai dari kepengurusan yang sah itu tidaklah mudah karena harus melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
"KLB ini hanya bisa dilaksanakan dengan alasan yang kuat dan didukung 2/3 pengurus nasional. Nah maka itu saya tak percaya ada orang dekat Jokowi yang nekat mencoba melakukan pengambil alihan itu," ujarnya.
Ia menilai tuduhan yang disampaikan AHY sangat berani lantaran menuduh orang-orang tertentu dengan sebutan lingkaran dekat Jokowi. Menurutnya, lingkaran dekat Jokowi tentu adalah kalangan terbatas dan orang-orang khusus.
"Menyebut lingkaran dekat Jokowi artinya melibatkan Jokowi dalam tuduhan ini," ungkapnya.
Ia meyakini jika tudingan tersebut benar ada, maka Jokowi akan sangat marah terhadap jajarannya. Begitu juga jika tuduhan tersebut tidak benar, Jokowi akan merasa tersinggung dituduh hal yang tidak baik dan tidak benar.
Ia mengimbau agar Partai Demokrat segera membuka siapa orang yang dimaksud. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi polemik di tengah publik. "Ya semestinya disampaikan bukti-bukti konkretnya apa saja dan identitasnya dibuka siapa pelakunya," tuturnya.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan saat ini ada pihak yang diduga mengancam Partai Demokrat. Menurut dia, pihak tersebut adalah gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa. "Yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," ujar dia.
Berdasarkan kesaksian dan testimoni dari pihaknya, dia sebut, jika gerakan tersebut melibatkan pejabat penting pemerintahan. Bahkan, secara fungsional ada yang berada di lingkaran kekuasaan terdekat Presiden Joko Widodo.
AHY mengklaim, gerakan tersebut juga telah mendapat dukungan dari pejabat penting dan menteri. "Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah," tambah dia.