REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kendati masih masa pandemi COvid-19, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS/Perseroan) optimitis kinerja operasional dan keuangan perseroan pada 2021 akan meningkat. Hal ini karena SSMS memiliki beberapa kelebihan yang bisa menjadi katalis positif terhadap kinerja keuangan yang berkesinambungan seiring dengan tren kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Dalam keterangan persnya, Head of Corporate Secretary PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Swasti Kartikaningtyas, mengatakan perseroan mampu mendapatkan pencapaian yang positif. Ini lantaran memacu sinergi antar lini bisnis perusahaan untuk terus mendukung beragam program strategis demi mewujudkan pencapaian target yang telah kami tetapkan. “Sejak awal kami optimistis, sehingga tercapai hasil yang positif ini,” kata Swasti, Senin (2/2).
Swasti menjelaskan kinerja keuangan SSMS sepanjang tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Mereka memproyeksikan pendapatan sepanjang tahun 2020 akan mencapai kisaran Rp 4 triliun dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 3,2 triliun.
Peningkatan pendapatan penjualan yang cukup signifikan ini juga dipicu oleh tren positif kenaikan harga jual rata-rata CPO dunia yang mengalami peningkatan di kuartal III/ 2020. "Pada laba bersih, kami memproyeksikannya senilai Rp 500 miliar, meningkat tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp 12 miliar,” kata Swasti.
Pertumbuhan dan proyeksi kinerja keuangan 2021 itu menunjukkan komitmen perseroan dalam mengupayakan pertumbuhan bisnis yang selaras dengan aspek berkelanjutan. Pada akhir Desember 2020, SSMS telah merealisasikan strategi jangka panjang untuk memperkuat bisnis yang berkelanjutan,
Perseroan menambahkan porsi sahamnya di PT Citra Borneo Utama (CBU) menjadi sebanyak 32% dari sebelumnya hanya 19%, melalui skema koversi utang PT Citra Borneo Indah (CBI) kepada SSMS. Hal ini semakin memperkuat strategi hilirisasi bisnis perseroan, dengan fokus meningkatkan utilisasi pabrik penyulingan kelapa sawit mencapai 100% dari sebelumnya sebesar 70% dari kapasitas 2.500 ton/hari.
Adapun, porsi ekspor SSMS pada 2020 sekitar 10%-15% dari total keseluruhan hasil produksi. Mayoritas penjualan CPO milik SSMS dijual kepada PT Citra Borneo Utama, selaku sister company yang bergerak di bidang pengolahan CPO menjadi produk-produk hilir seperti olein dan lain-lain.
Negara tujuan ekspor CPO itu antara lain China, India, Pakistan, dan Bangladesh. Manajemen SSMS pun tetap mengupayakan diversifikasi atau menjajaki negara tujuan ekspor baru untuk memitigasi risiko penurunan permintaan dari konsumen utama yang terdampak pandemi Covid-19 dan pelemahan ekonomi.
Swasti berpendapatan tren kenaikan harga CPO global bisa berdampak positif bagi bisnis perusahaan sehingga menjadi momentum untuk untuk menggenjot produksi CPO. Mereka menargetkan produksi CPO di tahun 2021 meningkat 10% hingga 15% dibandingkan target pada 2020, dengan tingkat rata-rata tingkat ekstraksi minyak (OER/oil extraction rate) sebesar 22,5%.
Produksi jangka panjang perseroan dipastikan akan terus meningkat seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi yang prima, karena peningkatan pendapatan perseroan paling tinggi juga berasal dari produksi TBS (tandan buah segar) internal yang terus tumbuh.
SSMS pada 19 Januari 2021 telah melunasi bunga obligasi tahap I Tahun 2021. Entitas anak perseroan yaitu SSMS Plantation Holding Pte. Ltd., menerbitkan obligasi senilai US$300 juta. Surat utang itu telah dicatatkan dan diperdagangkan di SGX-ST pada 24 Januari 2018. Jatuh tempo pembayaran surat utang pada tahun 2023. Pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan mulai 23 Juli 2018 dan berakhir pada 23 Januari 2023.