REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Raksasa e-commerce China Alibaba telah membukukan hasil yang kuat untuk kuartal terakhir tahun 2020. Pendapatan perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma ini naik 37 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2019 menjadi 221 miliar yuan (Rp 479,57 triliun).
Hasil ini datang di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut atas afiliasi keuangan perusahaan, Ant Group. Alibaba mengatakan pihaknya tidak dapat menyelesaikan penilaian yang adil dari dampak peluncuran pasar saham Ant Group yang terhenti.
CEO Alibaba, Daniel Zhang mengaitkan hasil perusahaan yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi China. Meskipun ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengalami kemajuan yang lamban dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, China adalah satu-satunya ekonomi besar yang tumbuh selama pandemi Covid-19.
Penjualan terbesar Alibaba tahun 2020 saat Single Day juga membantu pendapatan perusahaan. "Namun, banyak yang melihat bisnis ini dan bertanya-tanya dari mana gelombang pertumbuhan berikutnya akan datang," kata Andy Halliwell, analis ritel dari konsultan teknologi Publicis Sapient.
Pendapatan komputasi cloud Alibaba naik 50 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, mencapai 2,5 miliar dolar AS. Divisi ini membukukan laba untuk pertama kalinya.
Tidak semua kabar baik bagi Alibaba, karena afiliasi teknologi keuangan (fintech) Ant Group tetap di bawah pengawasan ketat dari regulator China.