REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyiagakan tujuh perahu untuk evakuasi pertolongan masyarakat jika diterjang bencana banjir.
"Semua kondisi perahu itu layak dioperasikan," kata Plh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama.
Tujuh perahu itu dilengkapi pakaian pelampung dan mampu menampung 10 orang untuk membantu evakuasi pertolongan bagi warga yang korban bencana banjir. Selain itu juga BPBD Lebak mendapat bantuan perahu dari tim SAR Kepolisian, TNI, BNPB dan Basarnas.
Selama ini, kata dia, penanganan peralatan evakuasi banjir relatif cukup dengan melibatkan instansi lain.
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak menjadi daerah langganan banjir jika terjadi peningkatan curah hujan tinggi. Lokasi banjir itu tersebar di 16 kecamatan antara lain Rangkasbitung, Kalanganyar, Cipanas, Curugbitung, Muncang, Sobang dan Lebakgedong, Cibeber, Cilograng, Bayah, Cihara, Cigemblong , Bojongmanik, Banjarsari, Leuwidamar, dan Cimarga.
Masyarakat yang tinggal di daerah itu jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga karena lokasinya berdekatan dengan aliran sungai. "Kami minta warga dapat meningkatkan waspada banjir, karena curah hujan di daerah itu cukup tinggi dan berpotensi banjir," katanya menjelaskan.
Menurut dia, BPBD Lebak juga meminta relawan agar membuat posko pengungsian guna mengantisipasi bencana banjir guna mengurangi risiko kebencanaan. Selain itu para relawan dapat berkolaborasi dengan relawan Pramuka, Tagana dan relawan lainnya.
Saat ini, BPBD Lebak secara vertikal dalam penanggulangan pascabencana melibatkan TNI, Polisi, Basarnas dan BNPB. "Kami tahun 2020 bersama instansi vertikal mampu menangani pascabencana di enam kecamatan itu," katanya menjelaskan.