Sabtu 06 Feb 2021 19:15 WIB

Antisipasi Potensi Kasus Covid-19 Naik Setelah Libur Imlek

Pemerintah diminta ikut membatasi aktivitas masyarakat misalnya dengan lockdown.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan Covid-19 di Indonesia masih terjadi dan diperkirakan meningkat usai libur Tahun Baru Cina (Imlek) 12 Februari 2021 besok. Karena itu, pemerintah dan masyarakat diharapkan mengantisipasi penambahan kasus Covid-19 usai libur.

"Kasus Covid-19 akan naik setelah libur imlek. Kita sudah melewati Januari yang kasusnya sangat tinggi, memang kita tidak bisa berandai-andai berapa banyak kenaikannya karena itu semua bergantung pada kesadaran masyarakat," ujar pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani saat dihubungi Republika, Sabtu (6/2).

Baca Juga

Kepada masyarakat, Laura berharap, ada pemahaman mengenai masalah ini sehingga mengurangi mobilisasi perjalanan. Namun, ia menyadari kesadaran masyarakat Indonesia belum membaik. 

Artinya, ketika diminta untuk tidak melakukan aktivitas di libur panjang namun warga masih saja melakukan kegiatan. Apalagi, dia melanjutkan, pemerintah juga memberikan peluang lonjakan kasus. 

Karena itu, ia mengharapkan pemerintah membantu ikut membatasi aktivitas masyarakat. Cara yang dapat dilakukan, ia mengatakan, karantina wilayah (lockdown) sehingga masyarakat tidak keluar rumah. 

"Jika tak bisa, tutup saja semua tempat wisata tempat wisata hanya selama tiga hari saja selama libur panjang imlek," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta masyarakat Indonesia memanfaatkan libur imlek dengan bijak. Menurutnya, perayaan imlek tahun ini masih berada dalam situasi pandemi Covid-19.

"Kita masih ada di dalam suasana berupaya mengatasi wabah Covid-19.  Mohon semua bisa memanfaatkan hari libur ini dengan bijak," ujar Muhadjir saat konferensi virtual Kantor Sekretariat Presiden, Kamis (4/2).

Ia meminta masyarakat yang memanfaatkan hari libur ini supaya memanfaatkan dengan bijak dan mematuhi imbauan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Menkes juga meminta imlek besok dirayakan dengan cara baru, yaitu menerapkan protokol kesehatan (prokes). Ia menjelaskan, imlek adalah momen penting bagi Indonesia, khususnya umat Konghuchu dan Tionghoa. Imlek memiliki makna tahun yang baru, harapan baru, dan keberuntungan baru.

"Sehingga tanpa mengurangi makna tersebut, saya mengimbau agar teman-teman umat Konghuchu dan Tionghoa merayakan tahun baru Imlek tahun ini dengan cara yang baru, yaitu dimana kita melakukannya bersama dengan keluarga kita, bersama-sama di rumah dengan cara masa kini yaitu digital," katanya saat konferensi virtual Kantor Sekretariat Presiden, Kamis (4/2). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement