REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memerintahkan peninjauan protokol keamanan di semua pangkalan, setelah insiden penyusupan ke Pangkalan Joint Base Andrews di Maryland, Kamis (4/2) waktu setempat. Seorang pria dilaporkan berhasil masuk bandara dan menaiki pesawat yang digunakan pejabat tinggi AS dan militer.
Para pemimpin Angkatan Udara telah meminta inspektur jenderal Angkatan Udara untuk menyelidiki pelanggaran tersebut dan meninjau protokol keamanan pangkalan udara AS di seluruh dunia. "Semua orang menanggapi ini dengan sangat serius," ujar juru bicara Pentagon John Kirby dikutip AP, Jumat waktu setempat.
Kirby menambahkan, Angkatan Udara telah menyesuaikan beberapa protokol keamanan di Pangkalan Andrews, yang juga digunakan sebagai rumah pesawat kepresidenan AS Air Force One. Namun dia tidak memberikan rincian tentang penyesuaian tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Pangkalan Andrews, seorang pria tak dikenal memasuki pesawat C-40 yang ditempatkan ke Airlift Wing 89. Pria itu kemudian ditahan oleh pasukan keamanan dan diberikan peringatan federal oleh Kantor Penyelidikan Khusus Angkatan Udara karena masuk tanpa izin. (Baca: Diselidiki, Penyusupan ke Pangkalan Udara Air Force One)
Pejabat Pangkalan Andrews dalam sebuah pernyataan mengatakan, pria itu diserahkan ke penegak hukum setempat karena dia memiliki dua surat perintah penangkapan yang belum terselesaikan. Pejabat itu mengatakan, pria tersebut tidak menyakiti siapapun dan tidak memiliki hubungan dengan kelompok kekerasan.
"Ini adalah pelanggaran keamanan yang serius dan Pangkalan Gabungan Andrews sedang menyelidiki insiden tersebut untuk menentukan bagaimana ini terjadi, jadi ini tidak akan terjadi lagi," ujar Wakil Komandan Sayap ke-316 di Pangkalan Andrews.
Diketahui C-40 adalah jet angkut yang lebih kecil dan biasanya digunakan oleh anggota kabinet, Kongres dan komandan kombatan militer. Pesawat tersebut umumnya tidak digunakan untuk perjalanan kepresidenan.