Senin 08 Feb 2021 10:44 WIB

KPK: Hasil Survei LSI Jadi Motivasi Bekerja Sebaik Mungkin

Survei tunjukan kalangan pelaku usaha dan pemuka opini tak puas dengan kinerja KPK

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan hasil survei LSI terkait Persepsi Korupsi dan Evaluasi Pemberantasan Korupsi Menurut Kalangan Pelaku Usaha dan Pemuka akan menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik. Hasil survei LSI menunjukan mayoritas publik dari kalangan pelaku usaha dan pemuka opini tidak puas dengan kinerja KPK.

"Tentu ini menjadi apresiasi yang memotivasi kami untuk terus bekerja sebaik mungkin dalam upaya untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Senin (8/2).

Baca Juga

Meski demikian, Ali mengatakan bahwa pemberantasan korupsi bukan merupakan kewenangan KPK saja. Dia melanjutkan, pengentasan korupsi merupakan tanggung jawab bersama mulai dari komitmen kuat pimpinan negara dan seluruh jajaran aparat penegak hukum hingga semua lapisan masyarakat.

Meskipun, Ali mengakui hasil survei menyatakan publik masih menilai bahwa KPK merupakan lembaga yang paling efektif dalam pemberantasan korupsi. Dia mengatakan, KPK akan bekerja memberantas korupsi melalui pencegahan, koordinasi dan supervisi, monitoring, penyelidikan sampai dengan pelaksanaan putusan pengadilan.

"KPK selalu terbuka dan memandang bahwa hasil survey merupakan cerminan harapan publik kepada KPK dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, survei LSI mendapati bahwa 51 persen publik dari kalangan pelaku usaha dan pemuka opini tidak puas dengan kinerja KPK. Dalam survei, kelompok akademisi lebih banyak menilai sangat puas dengan kinerja KPK.

Begitu juga dengan kelompok zona Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jogjakarta. Sementara itu, kelompok ormas dan media massa, kemudian zona Sumatera, DKI Jakarta dan Jawa Timur kebanyakan menilai tidak puas atau sangat tidak puas dengan kinerja KPK.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement