REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perancang busana tanah air Didiet Maulana membagi tips agar produk kreatif yang dihasilkan para perajin dapat menembus pasar internasional, di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19.
Didiet mengatakan produk kreatif yang akan dijual di pasar internasional perlu mendapat perhatian lebih dari sisi produksi agar dapat diterima secara kualitas dan nilai di pasar lokal terlebih dahulu.
“Ukurannya harus betul, adanya konsistensi produk, faktor keamanan, kemasan juga memegang peranan penting,” ujar Didiet dalam webinar Industri Kreatif bertajuk "Industri Kreatif di Masa Pandemi: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang," bertempat di Candi Bentar Hall, Ancol, Jakarta Utara, Ahad (8/2).
Founder IKAT Indonesia tersebut juga menekankan industri kreatif harus menggunakan bahan-bahan yang bisa diterima dunia internasional.
Misalnya pada produk pakaian, tidak menggunakan bahan zat pewarna yang bisa merusak kulit. Setidaknya harus mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan untuk masuk ke dunia internasional juga ada serfitikasinya.
"Saran saya, marilah kita berkonsentrasi peluang dan potensi di Indonensia. Kita memiliki 200 juta penduduk, kita ambil dua persen atau 0,05 persen saja menjadi market menjanjikan," kata Didiet.