REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan angka kebutuhan perumahan dibandingkan dengan ketersediaan rumah (backlog) di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Wapres mengatakan, angka backlog perumahan ini juga semakin bertambah tiap tahun, seiring dengan penambahan jumlah penduduk Indonesia.
"Saat ini diperkirakan kebutuhan rumah berdasarkan kepemilikan sebesar 11,4 juta unit," ujar Ma'ruf di acara Musyawarah Nasional Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia ke-VI, Selasa (9/2).
Wapres mengungkap, meskipun Pemerintah telah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah, reformasi perizinan, dan insentif fiskal. Namun, jumlah angka backlog kebutuhan perumahan dengan ketersediaannya juga terus bertambah setiap tahunnya.
Karena itu, Ma'ruf mengakui Pemerintah tidak bisa sendiri dalam mewujudkannya. "Dibutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan di sektor perumahan, yang dalam hal ini salah satunya adalah pengembang yang tergabung dalam APERSI," kata Ma'ruf.