jatimnow.com - Tim Unit Reskrim Polsek Asemrowo mengungkap aksi tawuran dua kelompok remaja di Jalan Dupak Rukun depan Pasar Loak Baru, Surabaya yang mengakibatkan seorang remaja mengalami luka bacok hingga kritis.
Dari puluhan remaja yang terlibat, dua diamankan. Mirisnya, dua remaja itu adalah adik kakak. Mereka yakni RPP (14) dan kakaknya MA (17). Sementara sang korban adalah MDS (16) warga Surabaya.
Baca juga: Dikeroyok hingga Dibacok Kelompok Geng di Surabaya, Satu Remaja Kritis
Lantas, apa yang memicu adik kakak tersebut hingga nekat ikut tawuran bahkan sampai mengeroyok dan menganiaya korban?
"Saya gak terima diejek," ungkap MA mengawali ceritanya kepada jatimnow.com di Mapolsek Asemrowo, Selasa (9/2/2021).
Menurut MA, ejekan yang diungkapkan korban kepada kelompoknya bukan tanpa alasan. Selain mengolok-olok, juga menantang untuk 'konten', yang merupakan istilah dalam kelompoknya adalah tawuran.
"Geng saya namanya BTP (Barisan Tanpa Pimpinan). Kalau dia itu (korban) gengnnya namanya Populer. Yang nantangin konten awalnya ya dia, lewat Instagram geng kami, lewat DM (direct message)," terangnya.
Dalam pesan DM itu, sang korban kata MA langsung mengejek, mengolok-olok, kemudian menantang langsung untuk konten. Karena tidak terima, kelompok MA Cs yang tergabung dalam Geng BTP janjian untuk tawuran. Hingga kemudian disepakati di Jalan Dupak Rukun.
"Saya kumpulin temen-temen. Ada sekitar 20 an. Langsung nemui gengnya dia, jalan kaki. Pas ketemu langsung saya keroyok itu. Kami menang karena gengnya dia yang datang cuma dikit, 6 orang kalau gak salah," ujarnya.
MA mengaku saat mengeroyok korban bukan hanya gengnya saja yang terlibat, namun ada geng lain yang ikut gabung ke dalam gengnya. Namanya adalah geng Sionarcoboy.
"Jadi waktu itu gabungan. Geng saya dibantu Geng Sinarcoboy. Yang bacok dia (korban) ya Geng Sinarcoboy itu. Mereka yang bawa senjata tajam. Kalau geng kami hanya bawa kayu dan batu, gak pernah bawa senjata tajam," katanya.
"Saya cuma mukul kakinya aja pakai kayu," aku MA.
"Saya juga cuma mukul kakinya, tapi pakai batu," sahut RPP adik MA.
MA menyebut, Geng Sionarcoboy adalah jebolan dari Geng All Star yang diketahui selama ini kerap berurusan dengan polisi atas semua ulahnya.
Lalu, berapa sering terlibat tawuran dengan Geng Populer yang salah satu anggotanya adalah korban?
"Sudah enam kali ini kalau sama gengnya dia. Kalau dengan geng yang lain, itu kalau gak salah sudah puluhan kali. Tapi dulu-dulu itu hanya tawuran biasa, gesrek-gesrekan saja. Saling ejek, lempar-lemparan batu. Yang parah ya yang terakhir ini," papar MA dengan nada santai.
Ia menuturkan, sebenarnya tidak ada pikiran dibenaknya untuk ikut aksi tawuran. Grup atau kelompok BTP yang dibuat bersama teman-teman sekampungnya itu hanya untuk ajang kumpul saat nongkrong.
Seiiring berjalannya waktu, sejumlah geng mengajak tawuran gengnya. Semua tantangan itu mereka ladeni dan akhirnya menjadi kebiasaan.
"Geng saya ini baru dibuat sekitar dua tahunan kalau gak salah. Dan gak ada pemimpinnya. Sebenarnya buat kumpul-kumpul aja, nongkrong bareng," kata remaja putus sekolah itu.
"Saya nyesel, saya gak tau kalau dia (korban) sampai begitu. Saya spontan aja waktu itu. Saya juga gak tau kalau adik saya ini juga ikut. Padahal sudah saya larang. Dia juga masih sekolah. Saya minta maaf pak, saya minta maaf," tuturnya dengan mata memerah.
MA dan adiknya lantas berjanji tidak akan ikut tawuran lagi. Namun, meskipun demikian tidak membuat proses hukum keduanya berhenti.
"Proses hukumnya tetap berlanjut. Karena mereka masih anak-anak, akan kami kordinasikan dengan bapas (balai pemasyarakatan) khusus anak," tegas Kanitreskrim Polsek Asemrowo, Iptu Rizkika Atmadha.
"Kami juga masih akan kembangkan, dalami lagi kasus ini. Karena masih ada pelaku lain yang terlibat dalam tawuran itu belum tertangkap," tambahnya.
Rizkika mengimbau agar seluruh warga atau orangtua yang mempunyai anak agar selalu menjaga dengan baik. Apalagi yang dipegangi handphone. Jika tidak diawasi, bisa terpengaruh ke hal-hal yang negatif. Salah satunya adalah ikut aksi tawuran.