REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tim ilmuwan internasional gabungan WHO dan ilmuwan Cina tengah menyelidiki asal-usul Covid-19 selama empat pekan terakhir di Wuhan. Mereka berusaha menjawab sejumlah dugaan tentang asal-usul virus yang menyebar ke berbagai belahan dunia ini. Termasuk teori kebocoran lab sebagai pemicunya. Jawabannya?
Berdasarkan temuan sementara, kemungkinan virus SARS-CoV-2 berasal dari kebocoran laboratorium di Institusi Virologi Wuhan ternyata sangat kecil. Hal itu diungkapkan Pemimpin Misi WHO Peter Ben Embarek.
Ia mengatakan, kebocoran virus dari Wuhan sepertinya tidak mungkin sehingga tidak disarankan untuk penelitian di masa depan. "Penemuan ini menunjukkan bahwa hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin untuk menjelaskan masuknya virus ke populasi manusia," kata Embarek dilansir dari Arab News pada Rabu (10/2).
Meski begitu, ilmuwan Denmark Thea Koelsen Fischer mengatakan, anggota tim tetap tidak menyampingkan penyelidikan lebih lanjut soal itu bila ada petunjuk baru di masa mendatang.
The Wuhan Institute of Virology atau Institut Virologi Wuhan diketahui menyimpan banyak sampel virus di laboratoriumnya. Hal itu dijadikan dasar dugaan kebocoran di tempat itu, baik disengaja atau tidak, sebagai penyebab munculnya Covid-19. Mantan Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya termasuk vokal menyuarakannya. Cina membantah keras tudingan itu.
Embarek yang merupakan pakar keamanan pangan dan penyakit hewan WHO menyampaikan kunjungan ke Wuhan sejauh ini belum secara dramatis mengubah pemahaman tentang asal-usul virus corona jenis baru. Hasil kunjungan itu lebih pada menambah 'detail' penelitian.
Ia menjelaskan, ilmuwan mendapati virus itu mungkin telah ditularkan ke manusia melalui hewan liar, seperti trenggiling atau tikus bambu. "Penularan langsung dari kelelawar ke manusia atau melalui perdagangan produk makanan beku juga dimungkinkan," ujar Embarek.