Rabu 10 Feb 2021 21:33 WIB

Terima Vaksin Dosis Kedua, Ketua PBNU: Tak Perlu Takut

Ketua PBNU imbau masyarakat tak takut vaksin covid-19.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Terima Vaksin Dosis Kedua, Ketua PBNU: Tak Perlu Takut. Foto: Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Terima Vaksin Dosis Kedua, Ketua PBNU: Tak Perlu Takut. Foto: Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas menerima vaksin Covid-19 kedua di Kantor Wakil Presiden, Rabu (10/2). Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir atau merasa takut disuntik vaksin Covid-19.

"Alhamdulillah, Rabu, 10 Februari 2021, berkesempatan vaksin dosis kedua. Vaksin covid-19 halal dan aman. Tak perlu kuatir atau takut melakukannya," ujar Robikin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/2).

Baca Juga

Robikin telah melakukan penyuntikan vaksin dosis pertama di Kantor Wapres pada 27 Januari 2021 lalu. Menurut dia, sejak penyuntikan vaksin pertama hingga kedua tidak ada keluhan apapun. "Tidak mengalami kantuk, tetiba doyan makan, kepala pening, mual maupun gejala lainnya. Saya merasa biasa saja dan melakukan kegiatan new normal seperti biasa juga," ucapnya.

Namun, menurut Robikin, meskipun telah divaksin dua kali tetap tidak tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan. Menurut dia, masyarakat yang sudah divaksin harus tetap mematuhi 3M, yaitu mengenakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

"Pemerintah juga tetap terus menggalakkan 3T, yaitu testing, tracing and treatment. Tentu juga vaksinasi," kata Robkin.

Dia menamabahkan, konstitusi telah mewajibkan setiap warga negara memeluk agama atau kepercayaan masint-masing, sehingga pandemi covid-19 harus dibaca sebagai takdir Tuhan Yang Maha Esa. "Dan sebagai manusia beragama, kita wajib ikhtiar untuk keluar dari situasi pandemi. Antara lain dengan 3M, 3T dan vaksinasi atau popular dikenal imunitasi," jelasnya.

"Semoga kita semua sehat, Indonesia sehat, dunia sehat. Sehat segala-galanya, termasuk sehat dalam mengelola tata kehidupan bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan maupun lainnya," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement