Rabu 10 Feb 2021 23:56 WIB

Anak Korban Banjir di Kudus Ikuti Trauma Healing

Banser Tanggap Bencana gelar trauma healing di lokasi pengungsian banjir Kudus

Relawan dari Gerakan Pemuda Ansor mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi di posko pengungsian korban banjir Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). Kegiatan tersebut dilakukan untuk pemulihan trauma anak-anak korban bencana banjir.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Relawan dari Gerakan Pemuda Ansor mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi di posko pengungsian korban banjir Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). Kegiatan tersebut dilakukan untuk pemulihan trauma anak-anak korban bencana banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sejumlah relawan dari Banser Tanggap Bencana (Bagana) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memberikan trauma healing kepada anak-anak korban banjir di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, di tempat pengungsian di desa setempat, Rabu (10/2).

Para relawan tersebut menghibur anak-anak dengan bermain, bernyanyi, dan tebak kuis serta berbagai makanan dengan harapan bisa membuat mereka selalu ceria, tertawa dan bergembira seperti biasanya.

Menurut Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Kudus Dasa Susila di Kudus, hasil assesment di sejumlah tempat pengungsian korban banjir di Kudus, anak-anaknya memang mulai mengalami kejenuhan sehingga perlu ada upaya agar mereka tetap ceria dan bergembira.

Untuk itulah, selain menerjunkan tim relawan yang membantu korban banjir baik untuk evakuasi maupun di dapur umum dan tempat pengungsian, juga menerjunkan tim yang memberikan trauma healing di tempat pengungsian yang menempati gedung MTs As Sidah Karangrowo Kudus.

"Harapannya bisa menghibur dan mengobati mereka dari rasa kebosanan karena rumahnya dilanda banjir sehingga selama seminggu harus berada di pengungsian," ujarnya.

Respons dari anak-anak yang ada di tempat pengungsian, kata dia, cukup bagus karena mereka mau mengikuti semua permainan yang diberikan.

Karena masih masa pandemi, maka anak-anak tersebut juga diberikan edukasi terkait protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun hingga menjaga jarak aman dengan orang lain. Anak-anak juga mendapatkan masker gratis yang diharapkan bisa dipakai selama di pengungsian.

Eka Putri, siswi SMP yang ikut orang tuanya mengungsi mengakui sempat merasa jenuh, namun seiring banyaknya relawan yang mengajak anak-anak di pengungsian bermain bersama akhirnya merasakan keceriaan bersama.

"Sudah beberapa kali anak di pengungsian didatangi tim relawan yang mengajak bermain bersama sehingga yang semula tidak ada kegiatan, kini anak-anak bisa bermain bersama dan melupakan adanya bencana banjir," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement