Ahad 14 Feb 2021 17:45 WIB

AstraZeneca Oxford Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Anak-Anak

Peneliti akan menilai apakah vaksin menghasilkan respons kekebalan kuat pada anak

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
 Uji coba baru dilakukan untuk menguji seberapa baik vaksin virus corona Oxford-AstraZeneca bekerja pada anak-anak. (ilustrasi).
Foto: AP/Valentina Petrova
Uji coba baru dilakukan untuk menguji seberapa baik vaksin virus corona Oxford-AstraZeneca bekerja pada anak-anak. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uji coba baru dilakukan untuk menguji seberapa baik vaksin virus corona Oxford-AstraZeneca bekerja pada anak-anak. Sekitar 300 sukarelawan akan ambil bagian, dengan vaksinasi pertama dalam uji coba berlangsung pada akhir Februari.

Para peneliti akan menilai apakah vaksin menghasilkan respons kekebalan yang kuat pada anak-anak berusia antara enam dan 17 tahun, dilansir di BBC News, Ahad (14/2).

Baca Juga

Vaksin tersebut adalah satu dari dua yang digunakan untuk melindungi dari penyakit serius dan kematian akibat Covid-19 di Inggris, bersama dengan suntikan Pfizer-BioNTech. Sebanyak 240 anak akan menerima vaksin, dan yang lainnya sebagai kontrol suntikan meningitis, saat uji coba berlangsung.

Relawan yang tinggal di dekat salah satu dari empat lokasi studi yakni Universitas Oxford, Rumah Sakit Universitas St George, London, Rumah Sakit Universitas Southampton dan Rumah Sakit Kerajaan Bristol untuk Anak-anak, diminta untuk mendaftar. Mereka yang tertarik untuk ikut serta harus mengisi kuesioner singkat.

Andrew Pollard, profesor infeksi dan kekebalan pediatrik, dan kepala peneliti pada uji coba vaksin Oxford, mencatat bahwa sebagian besar anak relatif tidak terpengaruh oleh Covid-19 dan kecil kemungkinannya menjadi tidak sehat dengan virus tersebut.

Tetapi dia mengatakan penting untuk menetapkan respon keamanan dan kekebalan terhadap vaksin pada anak-anak dan remaja karena beberapa anak mungkin mendapat manfaat dari vaksinasi. Saat ini tidak ada rencana bagi anak-anak untuk divaksinasi dengan vaksin Oxford-Astrazeneca di Inggris, karena hanya diizinkan untuk mencegah Covid-19 pada orang yang berusia 18 atau lebih.

Suntikan Pfizer-BioNTech hanya diizinkan bagi mereka yang berusia di atas 16 tahun. Daftar prioritas vaksin juga mengecualikan siapa pun yang berusia di bawah 16 tahun, bahkan yang secara klinis sangat rentan.

Awal pekan ini, wakil kepala medis Inggris, Prof Jonathan Van-Tam, mengatakan bahwa beberapa uji coba sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang aman dan efektif pada anak-anak, dengan mengatakan ada kemungkinan akan ada beberapa vaksin berlisensi untuk anak-anak pada akhir tahun.

Universitas Oxford mengatakan ini adalah uji coba pertama vaksin Covid-19 pada kelompok usia enam hingga 17 tahun. Dikatakan uji coba lain telah dimulai tetapi hanya mengukur kemanjuran pada mereka yang berusia 16 dan 17 tahun.

Royal College of Paediatrics and Child Health mengatakan ada bukti Covid-19 dapat menyebabkan kematian dan penyakit parah pada anak-anak, tetapi ini jarang terjadi. Pada anak-anak, bukti sekarang jelas bahwa Covid-19 dikaitkan dengan beban morbiditas dan mortalitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terlihat pada orang tua.

"Ada juga beberapa bukti bahwa anak-anak mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk tertular infeksi. Peran anak-anak dalam penularan, begitu mereka tertular infeksi, tidak jelas, meskipun tidak ada bukti jelas bahwa mereka lebih menular daripada orang dewasa," kata rumah sakit tersebut.

Vaksin ketiga, dari Moderna, telah disetujui untuk digunakan di Inggris tetapi persediaan diperkirakan baru akan tiba musim semi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement