Hunian nyaman terpadu ini nantinya bakal menggantikan tenda pengungsian yang kurang layak huni. Setiap pintu dari ICS juga akan hanya dihuni oleh satu keluarga. Cara tersebut dilakukan juga untuk meminimalisir penyabaran Covid-19 yang mudah terjadi jika penyintas tetap di pengungsian secara berkelompok tanpa adanya jaga jarak.
Di sekitar lokasi pembangunan ICS, mayoritas rumah warga mengalami kerusakan sedang hingga parah akibat guncangan gempa. Bangunan rumah yang rata-rata masih semi permanen membuat bangunan tersebut mudah runtuh. Kondisi ini juga yang menjadi alasan ACT membangun hunian nyaman terpadu di wilayah tersebut.
Sutaryo dari Tim Program ACT mengatakan, ICS yang dibangun di wilayah terdampak gempa di Mamuju menjadi ikhtiar bersama untuk menyelamatkan kehidupan penyintas yang telah satu bulan tinggal di tenda. ICS bakal lengkap dengan fasilitas pendukung lainnya agar memudahkan kehidupan warga yang tinggal di sana.
“Selain ICS, ACT juga telah membangun family shelter. Sasaran tahap pertama hunian nyaman untuk keluarga ini ialah da’i serta guru yang rumahnya mengalami kerusakan parah. Dan ke depannya, hunian nyaman serupa akan dibangun, kami mohon doa dan dukungan dari dermawan,” tutur Sutaryo.