Selasa 16 Feb 2021 17:25 WIB

Peretas Korut Coba Curi Teknologi Vaksin Pfizer

Para peretas Korut diduga tertarik untuk menjual data vaksin ketimbang memproduksinya

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Botol vaksin Pfizer-BioNTech.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Botol vaksin Pfizer-BioNTech.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) menyatakan, Korea Utara (Korut) berupaya untuk mencuri teknologi vaksin Covid-19 dengan meretas Pfizer Inc. Kantor berita Yonhap melaporkan, NIS juga telah menggagalkan upaya Korut untuk meretas perusahaan Korea Selatan (Korsel) yang mengembangkan vaksin virus korona.

Spionase digital terhadap badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah meningkat selama pandemi Covid-19. Korut sering dituduh beralih ke pasukan peretas untuk mengisi kas pemerintah yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional.

Pakar kesehatan mengatakan, para peretas Korut mungkin lebih tertarik untuk menjual data vaksin yang dicuri ketimbang menggunakannya untuk mengembangkan vaksin bagi negaranya. Tahun lalu tersangka peretas Korut mencoba membobol setidaknya sembilan organisasi kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.

Korea Utara diperkirakan akan menerima hampir dua juta dosis vaksin AstraZeneca pada paruh pertama tahun ini melalui program COVAX. Korut sejauh ini belum mengkonfirmasi kasus virus korona. Namun NIS mengatakan, pandemi virus korona di Korut tidak boleh dikesampingkan karena negara itu memiliki perdagangan aktif dan pergerakan orang-orang ke Cina sebelum menutup perbatasan pada awal 2020.