REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyindir, Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah. Herzaky menilai, permintaan kritik ditujukan hanya pada pendukung Presiden Jokowi saja.
Herzaky meminta, semua pihak introspeksi diri untuk memahami apa maksud permintaan Presiden Jokowi. Menurutnya, publik harus mengetahui terlebih dulu, kepada siapa pernyataan ini ditujukan.
"Presiden Joko Widodo mungkin meminta kepada para pendukungnya untuk introspeksi diri, untuk aktif mengkritik juga. Selama ini, pendukungnya mungkin hanya memuji dan mengiyakan apapun kebijakan dan langkah-langkah beliau," kata Herzaky dalam keterangan resmi yang diterima Republika pada Selasa (16/2).
Herzaky menilai, Presiden Jokowi sadar akan bahayanya terlalu banyak pujian. Presiden Jokowi dianggap belajar dari pengalaman Presiden Soeharto yang selalu memuji. Padahal, ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, para pendukungnya balik badan.
"Karena itulah, mungkin Pak Jokowi minta pendukungnya aktif mengkritik, jangan memuji-mujinya saja," ujar Herzaky.
Herzaky memandang, Presiden Jokowi ingin diingatkan pendukungnya ketika buat kebijakan keliru. Sehingga, mantan Gubernur DKI Jakarta itu bisa membenahi kesalahannya.
"Kalau mengutip Presiden Keenam Republik Indonesia, Bapak SBY, kritik itu laiknya obat. Dosisnya tepat, bakal mampu menanggulangi permasalahan. Sedangkan pujian itu laksana gula. Kalau berlebihan, bisa menyebabkan sakit," tutur Herzaky.