Mantan Ketua Pengprov Perbakin Jawa Timur itu menjelaskan, upaya untuk menambah kuota tidak hanya melalui kejuaraan kualifikasi yang sudah dijadwalkan, namun juga dilalukan dengan cara lain seperti mengajukan wild card.
Hanya saja, menurut Justian, upaya untuk mendapatkan wild card tidak dikabulkan oleh ISSF karena jatah yang ada diberikan kepada atlet menembak dari negara-negara yang sedang mengalami konflik.
"Kebijakan ISSF memberikan jatah wild card kepada petembak dari negara yang konflik itu patut dimaklumi. Sebab, ISSF menjadikan cabang olahraga menembak bukan hanya mengejar prestasi tetapi sebagai sarana untuk kampanye perdamaian dunia," kata Justian menegaskan.