Jumat 19 Feb 2021 11:09 WIB

Sebulan, Seperlima Pasien Covid-19 dengan Diabetes Meninggal

Dua pertiga pasien adalah laki-laki dan banyak dari mereka yang kegemukan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.
Foto: EPA
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, Diabetes merupakan faktor risiko yang besar dalam kasus Covid-19 berat. Studi yang dilakukan peneliti Prancis mengungkapkan, seperlima pasien Covid-19 dengan diabetes yang dirawati di rumah sakit mengalami kematian dalam waktu 28 hari perawatan.

"Pasien diabetes jelas berada dalam kategori sangat berisiko tinggi dan perlu berada dalam kelompok pertama yang menerima vaksin (Covid-19)," ujar direktur layanan perawatan kritis Northwell Health Dr Mangala Narasimhan, seperti dilansir US News adn World's Report.

Studi yang dimuat dalam jurnal Diabetologia ini dipimpin dua ahli diabetes dari University Hospital Nantes Bertrand Cariou dan Samy Hadjadj. Pada Mei 2020, keduanya sempat merilis temuan awal yang menunjukkan, 10 persen pasien Covid-19 dengan diabetes meninggal dalam waktu tujuh hari setelah masuk dan dirawat di rumah sakit.

Studi terbaru dari keduanya melibatkan jumlah pasien Covid-19 yang lebih besar, hampir 2.800 orang. Para pasien Covid-19 ini dirawat di 68 rumah sakit di Prancis. Rerata usia pasien adalah 70 tahun, di mana dua per tiganya adalah laki-laki dan banyak dari pasien yang kegemukan. Sekitar 40 persen pasien juga mengalami komplikasi akibat diabetes.

Studi terbaru ini mengungkapkan, ada 21 persen pasien Covid-19 dengan diabetes yang meninggal dunia dalam kurun waktu 28 hari setelah masuk dan dirawat di rumah sakit. Artinya, ada satu dari lima orang pasien Covid-19 dengan diabetes yang mengalami kematian dalam kurun waktu tersebut.

Di antara pasien yang masih bertahan setidaknya dalam waktu satu bulan, sebanyak 50 persen di antaranya sudah diperbolehkan rata-rata setelah sembilan hari di rawat. Sebanyak 12 persen dari kelompok tersebut masih dirawat di rumah sakit pada hari ke-28, dan 17 persen lainnya dipindahkan dari rumah sakit pertama ke fasilitas lain.

Peneliti mengungkapkan, usia yang muda, penggunaan obat terapi rutin, dan mengalami gejala yang lebih lama sebelum dirawat di rumah sakit berkaitan dengan kemungkinan yang lebih tinggi untuk dipulangkan dari rumah sakit. Sebaliknya, pasien yang kondisi diabetesnya lebih berat dan membutuhkan insulin memiliki risiko kematian 44 persen lebih tinggi.

Gula darah yang terkontrol dalam jangka panjang diketahui tidak berkaitan dengan hasil perawatan pasien. Akan tetapi, kadar gula darah yang lebih tinggi saat pasien dirawat di rumah sakit dapat menjadi prediktor kuat terhadap kematian dan kemungkinan yang lebih rendah untuk pasien dipulangkan dari rumah sakit.

"Diabetes jelas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kebutuhan penggunaan layanan ICU atau ventilator di rumah sakit dan juga kematian (dalam kurun satu bulan setelah mulai dirawat)," jelas direktur ilmu kedokteran keluarga di Glen Cove Hospital Dr Barbara Keber.

Keber mengatakan studi tersebut dilakukan di masa gelombang pertama pandemi Covid-19. Banyak regimen terapi dan obat yang digunakan pada saat itu terbukti tidak bermanfaat saat ini dan telah digantikan oleh regimen terapi dan obat yang lain.

"(Sebagai contoh) penggunaan steroid saat ini untuk terapi dapat memainkan peran dalam (memperbaiki) prognosis pasien secara umum dan khususnya (pasien Covid-19) dengan diabetes," ungkap Dr Keber. 

Sumber: https://www.usnews.com/news/health-news/articles/2021-02-18/a-fifth-of-covid-patients-with-diabetes-die-within-1-month-of-hospitalization

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement