Ahad 21 Feb 2021 04:20 WIB

Tantangan Ormas Islam dalam Menancapkan Nilai Kebangsaan

Perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari kontribusi dan peran ormas Islam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Ratusan orang dari sejumlah Ormas
Foto:

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kemenag Kamarudin Amin menilai, peran ormas Islam memang sangat dibutuhkan oleh pemerintah, namun apabila terdapat ormas Islam yang aktivitasnya bertentangan dengan seluruh kebijakan pemerintah, maka tentunya itu akan merepotkan negara.

“Tapi kalau ada kolaborasi, seperti peran LDII dan juga ormas-ormas Islam lainnya semisal Muhammadiyah dan NU, kita optimistis moderasi beragama dapat terwujud dengan baik,” kata dia.

Dia menjabarkan bahwa kontribusi agama sangat fundamental dalam perjalanan bangsa Indonesia. Beberapa produk-produk kenegaraan seperti Undang Undang (UU) pernikahan, zakat, pengadilan agama, hingga ormas merupakan produk-produk kenegaraan yang terinspirasi dari nilai-nilai agama.

“Ini yang harus kita syukuri sekaligus harus kita pelihara. Kita jaga,” kata dia.

Pihaknya pun menegaskan bahwa untuk membangun moderasi beragama, pemerintah tidak bisa berjalan sendirian. Oleh karena itu, kata dia, Kemenag bekerja sama dengan sejumlah ormas Islam dalam rangka membangun kerukunan umat beragama.

“Kami berharap juga LDII sbg salah satu ormas Islam besar di negeri ini diharapkan dapat berkontibusi mengawal moderasi beragama di Indonesia,” kata dia.

Ketua Umum Patriot Bangsa Affan Rangkuti menilai, mayoritas ormas Islam memiliki lembaga pendidikan yang banyak berkontribusi terhadap penyebaran nilai-nilai moderasi. Namun demikian, dia pun menekankan agar peran ormas-ormas Islam juga harus mengarahkan umat agar tidak mengesankan adanya kebangkitan Islam, melainkan kebangkitan yang dilandasi dengan semangat nasionalisme.

Dia mengutip hasil penelitian Al-Farah, bahwa hampir 23 persen mahasiswa setuju mendukung ideologi Khilafah. Sedangkan sebanyak 19,4 persen pegawai negeri sipil (PNS) telah anti terhadap Pancasila. “Nah, inilah yang menjadi persoalan kita bersama. Jangan sampai kita hanya mengedepankan kelompok-kelompok ‘Islam’, tapi libatkanlah juga kelompok-kelompok nasional,” kata dia.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.

(QS. Yunus ayat 24)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement