REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- Juru bicara Komisi Texas untuk Kualitas Lingkungan (TCEQ) mengatakan, lebih dari 1,3 juta orang di lebih dari 200 kota di Texas masih mengalami masalah dengan pasokan air pada Rabu (24/2). Warga kesulitan air akibat badai musim dingin.
Sehari sebelumnya, sebanyak 3,4 juta orang kekurangan pasokan air bersih. Sedangkan dua dan tiga hari sebelumnya mencapai 8 juta hingga 9 juta orang, jumlah tersebut sekitar sepertiga dari populasi negara bagian.
Badai musim dingin yang mematikan menyebabkan pemadaman yang meluas pekan lalu di seluruh negara bagian yang tidak terbiasa dengan cuaca dingin ekstrem. Peristiwa ini menelan korban jiwa sedikitnya puluhan orang dan mematikan listrik hingga lebih dari 4 juta rumah.
"Sebanyak 33 Sistem Air Umum tidak beroperasi, mempengaruhi 20.689 orang Texas," kata juru bicara TCEQ menjelaskan 204 wilayah melaporkan masalah dengan sistem air publik (PWS).
Juru bicara tersebut mengatakan sekitar 853 PWS sedang dalam pemberitahuan untuk merebus air sebelum mengonsumsinya.
Direktur Eksekutif TCEQ, Toby Baker, mengatakan setelah krisis saat ini selesai, TCEQ berencana untuk memeriksa kondisi yang sedang berlangsung. Langkah ini memastikan untuk mencegah gangguan semacam itu terjadi di masa depan.
Gubernur Texas, Greg Abbott, berjanji untuk merombak operator jaringan listrik negara bagian itu setelah pemadaman listrik besar-besaran. Kondisi ini menempatkan penduduk tanpa pemanas, listrik, atau air selama berhari-hari.
Dewan Keandalan Listrik Texas (ERCOT), yang mengelola aliran listrik ke sekitar 90 persen penduduk negara bagian, telah menghadapi kritik tajam atas kegagalannya untuk bersiap menghadapi kondisi ekstrem.
Pemadaman listrik menyebabkan kerugian miliaran dolar pada rumah dan bisnis. Atas peristiwa itu, enam direktur ERCOT telah mengundurkan diri dan seorang dewan menolak jabatan yang akan didapatkan setelah kritik tajam terhadap kinerja lembaga tersebut.