Senin 01 Mar 2021 05:15 WIB

Pangeran Harry Ungkap Alasan Hengkang dari Tugas Kerajaan

Pangeran Harry menilai sorotan media Inggris memberinya situasi yang sulit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Pangeran Harry menilai sorotan media Inggris memberinya situasi yang sulit.
Foto: EPA
Pangeran Harry menilai sorotan media Inggris memberinya situasi yang sulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry menuding sikap toxic media Inggris sebagai alasannya mundur sebagai anggota senior keluarga kerajaan Inggris. Hal ini diungkapkan Harry dalam penampilannya di acara "The Late Late Show" bersama James Corden.

Sesi wawancara eksklusif ini dilakukan oleh keduanya sambil mengunjungi beragam area di Los Angeles. Corden dan Harry juga berbincang sambil duduk santai di top deck bis wisata.

Baca Juga

Harry menilai sorotan media Inggris memberinya situasi yang sulit. Sebagai seorang ayah dan suami, hal yang menjadi prioritasnya adalah keluarga.

"Jadi saya melakukan apa yang setiap suami dan ayah akan lakukan, saya perlu membawa keluarga saya keluar dari sini," ujar Harry, seperti dilansir FOX News, Ahad (28/2).

Selain itu, Harry mengatakan sorotan media Inggris juga turut mempengaruhi kesehatan mentalnya. Hingga pada suatu titik Harry merasa situasi sudah begitu toxic dan dia ingin keluar dari situasi tersebut.

"Situasi itu menghancurkan kesehatan mental saya," jelas Harry.

Harry dan keluarga kecilnya sempat menetap terlebih dahulu di Kanada setelah keluar dari Inggris. Setelah itu, Harry sekeluarga memilih untuk menetap di California Utara hingga sekarang.

Dalam kesempatan wawancara tersebut, Harry juga sempat bercerita bahwa dia akan segera dikaruniai anak kedua. Saat ini, Harry sudah dikaruniai dengan seorang anak lelaki dari hasil pernikahannya bersama Meghan Markle.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement