REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Kepolisian Swedia membubarkan ratusan orang yang berkumpul di pusat Kota Stockholm untuk memprotes peraturan pembatasan sosial. Pemerintah Swedia mengatakan demonstrasi pertama sejak pembatasan virus corona diberlakukan tersebut ilegal dan digelar tanpa izin.
Di situs resminya kepolisian Stockholm mengatakan mereka memutuskan untuk menghentikan unjuk rasa itu. Setelah jumlah peserta demonstrasi melebihi batas yang ditetapkan peraturan pembatasan sosial pemerintah Swedia.
Berdasarkan video yang diambil selama unjuk rasa, terlihat banyak peserta demonstrasi di alun-alun Medborgarplatsen. Sebagian besar tidak menggunakan masker. Media setempat melaporkan unjuk rasa yang digelar tidak jauh dari pusat kota itu dihadiri sekitar 300 hingga 500 orang.
Tabloid Swedia Aftonbladet dan Expressen melaporkan awalnya unjuk rasa berlangsung dengan damai. Tapi lalu enam orang petugas polisi terluka saat terjadi aksi saling dorong dengan pengunjuk rasa yang tidak ingin pergi.
Aftonbladet melaporkan unjuk rasa diselenggarakan oleh organisasi yang bernama Freedom Sweden. Kelompok percaya peraturan pembatasan sosial pandemi Covid-19 membatasi kebebasan manusia.
"Banyak orang di Swedia yang merasa muak dengan pembatasan ini, yang sebenarnya tanpa dasar dan ingin turun tangan dan menunjukkan mereka sudah tidak setuju lagi," kata penyelenggara dari Freedom Sweden, Filip Sjostrom pada tabloid Expressen.
Menurut Expressen unjuk rasa tersebut juga dihadiri oleh aktivis-aktivis sayap kanan, orang-orang yang menentang vaksin dan keluarga yang memiliki anak.
Swedia tidak mengambil langkah seperti yang dilakukan pemerintah negara-negara Eropa lainnya pada awal pandemi. Mereka tetap membiarkan masyarakat menjalani aktivitas seperti biasa dengan menetapkan sedikit peraturan pembatasan sosial. Namun, pemerintah Swedia mengambil pendekatan yang lebih ketat dalam beberapa bulan terakhir.
Hingga saat ini Swedia melaporkan lebih dari 13 ribu kasus kematian terkait virus corona. Lebih tinggi dibandingkan negara-negara Nordik lainnya seperti Denmark, Norwegia, dan Finlandia yang menerapkan peraturan pembatasan sosial virus corona lebih awal.