REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyambangi Ketua Umum DPN Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono. Kang Emil, memenuhi undangan yang diberikan Diaz dan keduanya membahas perkembangan penanganan Covid-19, vaksinasi, dan lainnya.
"Kang Emil hadir dalam kapasitas sebagai Gubernur Jawa Barat yang memenuhi undangan the MasBos podcast," ujar Diaz dalam keterangan tertulis, Senin (8/5).
Diaz dan Kang Emil membicarakan berbagai hal dalam pertemuan itu. Beberapa hal yang dibicarakan, yakni terkait perkembangan penanganan Covid-19, program vaksinasi, pemulihan ekonomi, hingga pemantapan sinergi pemerintah pusat dan daerah.
Diaz mengungkapkan, sebelum berbicara di Podcast miliknya, Kang Emil sempat memimpin sholat berjamaah. Menurut dia, Kang Emil adalah Imam yang luar biasa. "Beliau Imam kami dalam kami shalat maghrib berjamaah, setelah berbuka puasa sunnah Kamis," jelas Diaz.
Dari berbagai hal yang dibicarakan, staf khusus Presiden itu enggan menjawab secara pasti ketika ditanya perihal perbincangan tentang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kang Emil sendiri kerap berada di papan survei sebagai kandidat potensial. "Mau tahu aja apa mau tahu banget?" kata Diaz.
Beberapa waktu lalu, hasil survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto posisi teratas. Sementara, elektabilitas Ridwan Kamil melejit dan menyalip Ganjar Pranowo. "Prabowo masih menjadi capres teratas, tapi ancaman baru muncul dari Kang Emil yang tengah melaju elektabilitas-nya," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (24/2).
Sementara itu, Anies Baswedan turun ke posisi Sandiaga Uno, dan naiknya Erick Thohir dan Tri Rismaharini. Dia menyebutkan, pada survei yang dilakukan Maret 2020, Prabowo jauh memimpin dengan raihan 23,7 persen, anjlok ke 17,3 persen pada Juli 2020 dan 16,5 persen pada Oktober 2020, lalu sekarang naik sedikit menjadi 17,1 persen.
Kang Emil dari hanya 4,9 persen (Maret 2020), melonjak ke 12,1 persen (Juli 2020) dan 11,8 persen (Oktober 2020), kini melaju menjadi 16,7 persen. Sedangkan Ganjar dari 8,0 persen (Maret 2020), melesat ke 15,2 persen (Juli 2020) dan 16,1 persen (Oktober 2020), kini nisbi stabil di 16,3 persen.