REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud menyatakan kunjungan resmi Perdana Menteri Muhyiddin Yassin akan mendorong hubungan Riyadh-Kuala Lumpur ke tingkat baru dan masa depan yang menjanjikan.
"Penting bagi kami untuk memiliki hubungan bilateral yang kuat yang dapat melayani kepentingan kedua negara, dan juga dunia Muslim secara keseluruhan," katanya kepada media Malaysia di Riyadh pada Senin (8/3) seperti dikutip Bernama.
Pangeran Faisal mengatakan kunjungan tersebut akan memberikan energi bagi hubungan kedua negara. Dia juga mengatakan kedua negara ingin membentuk komite strategis tingkat tinggi yang akan membantu melembagakan kerja sama, daripada mengandalkan mode kolaborasi ad-hoc antara kedua negara.
"Kami sekarang memiliki proses kelembagaan yang mapan yang akan memberikan hasil bagi kedua negara dan memastikan kami menindaklanjuti peluang yang ada," kata Pangeran Faisal.
Dia mengatakan banyak peluang yang bisa dikejar kedua negara seperti investasi, pendidikan dan pengembangan keilmuan. Mekanisme itu, kata dia, akan membantu kedua negara menindaklanjuti kesepakatan dan diskusi serta terus memiliki momentum yang kuat dalam hubungan bilateral.
Mengenai nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani antara kedua negara pada Selasa, Pangeran Faisal mengatakan mereka memasukkan 'Layanan Jalan Mekah' yang akan memudahkan jemaah haji dari Malaysia mengunjungi kerajaan dengan membersihkan kontrol paspor Saudi di Malaysia.
Menteri Luar Negeri Saudi juga menyinggung tentang peran yang dapat dimainkan kedua negara dalam membantu umat Islam dan memerangi Islamofobia.
"Kami sangat tertantang di dunia saat ini dengan segala bentuk diskriminasi, kebencian dan kesalahpahaman. Salah satu sasarannya adalah Muslim," kata dia.
Dia mengatakan kedua negara dapat membantu komunitas global untuk memahami bahwa Islam benar-benar adalah kekuatan untuk kebaikan dan kekuatan untuk perdamaian. "Malaysia telah menjadi pemimpin dalam hal ini karena Malaysia adalah mercusuar toleransi dan Islam moderat. Dan ini kasus yang sama dengan Kerajaan Arab Saudi. Kami dapat membantu memperkuat pesan bahwa umat Muslim bersatu untuk perdamaian dan kemajuan dan bahwa kami siap bekerja sama dengan semua agama dan semua orang," ucap Pangeran Faisal.