Rabu 10 Mar 2021 04:10 WIB

Isu Vaksin Palsu Beredar, Polri Dukung Satgas Covid-19

Sejauh ini di Indonesia belum ditemukan adanya kasus vaksin palsu,

Rep: Ali Mansur/ Red: Hiru Muhammad
Karyawan melakukan swafoto saat disuntik vaksin Covid-19 di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (9/3). Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggelar vaksinasi tahap pertama untuk pedagang beserta karyawan di lingkungan Pasar Induk Kramat Jati dengan target 1.000 peserta yang berlangsung hingga Kamis (11/3). Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Karyawan melakukan swafoto saat disuntik vaksin Covid-19 di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (9/3). Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggelar vaksinasi tahap pertama untuk pedagang beserta karyawan di lingkungan Pasar Induk Kramat Jati dengan target 1.000 peserta yang berlangsung hingga Kamis (11/3). Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menegaskan hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya kasus vaksin Covid-19 palsu. Beredarnya isu vaksin palsu tersebut setelah peneliti Kaspersky menemukan vaksin Covid-19 dijual bebas di ‘pasar gelap’. 

"Soal vaksin palsu ini ada pihak (Satgas Covid-19) yang akan bertanggungjawab disitu tentunya polri akan mendukung untuk mengantisipasi vaksin palsu itu. Sejauh ini di Indonesia belum ditemukan adanya kasus vaksin palsu," tegas Rusdi saat dikonfirmasi, Selasa (9/3).

Kemudian, lanjut Rusdi, pihaknya juga akan mendalami jika ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari pada vaksin tersebut. Sebab sudah ada ketentuan atau kriteria yang dibuat oleh kementerian terkait mengenai pelaksanaan vaksinasi nasional yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Menurutnya

"Jadi kalau ada pihak-pihak yang berupaya mengambil keuntungan dari kegiatan-kegiatan sepeti ini dan tentunya sudah melanggar aturan hukum, polri akan mengambil langkah-langkah," terang Rusdi.

Sebelumnya pakar keamanan Kaspersky Dmitry Galov memeriksa 15 pasar berbeda di Darknet dan menemukan iklan untuk tiga merek vaksin Covid-19, yaitu Pfizer, Astrazeneca, dan Moderna. Ada juga penjual yang mengiklankan vaksin Covid-19 yang tidak terverifikasi. Darknet merupakan bagian dari Internet yang tidak bisa ditemukan oleh mesin pencari populer.

“Anda dapat menemukan apa saja di Darknet. Tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia. Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik Covid-19 dan banyak di antaranya berhasil,” ujar Dmitry.

Menurut Dmitry, mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga per dosis berkisar antara 250 dolar AS hingga 1.200 dolar AS, dengan biaya rata-rata sekitar 500 dolar AS. Komunikasi dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi, seperti Wickr dan Telegram. Sementara, pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement