Kamis 11 Mar 2021 05:15 WIB

Ulama: Sains Belum Bisa Jawab Isra Mi'raj

Menurutnya, sains tak bisa jawab perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Ulama: Isra Mi'raj tak Cocok Dikaitkan dengan Sains. Ilustrasi penggabungan galaksi Bima Sakti dan Andromeda.
Foto: nasa/esa
Ulama: Isra Mi'raj tak Cocok Dikaitkan dengan Sains. Ilustrasi penggabungan galaksi Bima Sakti dan Andromeda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peristiwa Nabi Muhammad yang dirayakan setiap bulan Rajab adalah Isra Mi'raj. Isra Mi'raj adalah perjalanan yang ditempuh dalam waktu semalam.

Mulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina lalu menuju Sidratul Muntaha. Lalu, bagaimana kacamata sains memandang peristiwa tersebut?

Baca Juga

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan tidak cocok jika perjalanan Isra Mi'raj dikaitkan dengan sains. “Dari segi sains ya, jangankan sains di masa sekarang. Di masa akan datang saja belum bisa digambarkan apalagi jika dikaitkan dengan sains zaman Rasulullah. Tidak terbayangkan,” kata Ustadz Ahmad kepada Republika.co.id, Rabu (10/3).

Kemungkinan jika dikaitkan dengan sains di masa sekarang, bepergian dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa mamakan waktu sekitar dua jam menggunakan pesawat, bolak-balik menjadi empat jam. Itu masih masuk akal jika perjalanan tersebut ditempuh dalam satu malam.