Sabtu 13 Mar 2021 08:51 WIB

AS, Jepang, India, dan Australia Saingi Pasokan Vaksin China

AS akan biayai farmasi India buat 1 miliar vaksin Covid pada akhri 2022

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Joe Biden.
Foto: EPA-EFE/KEVIN DIETSCH
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Australia, India, dan Jepang berkomitmen untuk memasok hingga satu miliar dosis vaksin virus Corona di seluruh Asia pada akhir 2022.  Pertemuan keempat negara yang dikenal Quad ini pun dilakukan secara virtual pada Jumat (12/3). Pertemuan dilakukan untuk menangkis pengaruh China di kawasan.

Dalam pernyataan bersama, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, berjanji untuk bekerja sama dalam distribusi vaksin Covid-19, iklim, dan keamanan. Para pemimpin setuju untuk membentuk kelompok ahli untuk membantu mendistribusikan vaksin, serta kelompok kerja tentang perubahan iklim, standar teknologi, dan pengembangan bersama dari teknologi baru.

Baca Juga

Lembar fakta Quad mengatakan AS, melalui International Development Finance Corp, akan bekerja untuk membiayai pembuat obat India Biological E Ltd untuk memproduksi setidaknya 1 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2022. Jepang sedang dalam diskusi untuk memberikan pinjaman yen lunak bagi India untuk memperluas produksi vaksin Covid-19 untuk ekspor.

Vaksin itu akan dikirim ke negara-negara Asia Tenggara, di tempat lain di Indo-Pasifik, dan sekitarnya. AS dan Jepang  juga akan membantu mendanai perusahaan-perusahaan India yang memproduksi vaksin untuk pembuat obat AS Novavax Inc dan J&J.

"Kami memperjuangkan wilayah yang bebas, terbuka, inklusif, sehat, ditambatkan oleh nilai-nilai demokrasi, dan tidak dibatasi oleh paksaan," ujar pernyataan bersama tersebut menegaskan pertemuan tatap muka akan diadakan akhir tahun ini.

Mereka berjanji untuk bekerja memastikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan untuk bekerja sama dalam keamanan maritim, dunia maya, dan ekonomi. Pertemuan ini pun termasuk mengatasi masalah-masalah penting bagi empat negara demokrasi dalam menghadapi tantangan dari Beijing.

"Kami memperbarui komitmen kami untuk memastikan bahwa wilayah kami diatur oleh hukum internasional, berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai universal, dan bebas dari paksaan,” kata Biden kepada rekan-rekannya, tanpa menyebut Cina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement