REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Fil adalah surat ke-105 dalam urutan tartib mushaf. Surat ini memiliki lima ayat dan tergolong surat Makkiyah atau surat-surat yang diturunkan di Makkah.
Berikut penjelasan pakar studi Linguistik dan Penerjemahan asal Kanada Ali Al Halawani sebagaimana dilansir About Islam, Sabtu (13/3). Nabi Muhammad diutus pada orang Arab dan seluruh dunia untuk membimbing pada jalan yang benar.
Saat itu banyak orang yang mempercayainya, namun banyak juga yang tidak mempercayainya serta pesan-pesan ilahi yang dibawa oleh Rasulullah. Allah mengisahkan kembali tentang pasukan gajah dalam firmannya yang diberikan pada Nabi Muhammad. Kisah itu terjadi pada tahun yang sama ketika Rasulullah lahir.
Kisah yang termaktub dalam surat Al Fil itu sekaligus mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Allah melindungi mereka dari serangan orang Abyssinia. Karena itu kaum Quraisy tetap aman di Makkah.
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?" (Alquran surat Al Ankabut ayat 67).
Dalam surat Al Fil ada beberapa kata yang menarik untuk dikaji. Pertama, burung Ababil.
Burung ababil adalah burung yang dikirim Allah untuk menghancurkan pasukan yang dipimpin Abrahah untuk menyerbu Makkah. Kata ababil menunjukkan burung-burung itu berkelompok atau berkerumun.
Ini juga bisa berarti kawanan itu berasal dari tempat yang berbeda, datang dari satu kelompok ke kelompok lainnya, atau datang atau dalam perpecahan, seperti unta yang berbaris dalam kelompok di dalam kawanannya. Dikatakan mereka adalah burung kecil berwarna hijau yang berasal dari tepi laut dan memiliki kepala seperti kepala hewan pemangsa.