REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan, sumber daya manusia (SDM) memang menjadi masalah inti dari pendidikan vokasi. Terkait hal ini, Kemendikbud menyiapkan anggaran untuk melatih guru dan kepala sekolah.
"Itu yang existing. Jadi kita coba berpikirnya itu yang existing kita perkuat, yang future kita siapkan bersama dengan Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan)," kata Wikan, dalam bincang- bincang soal SMK Pusat Keunggulan, Jumat (19/3).
Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun ke depan memang akan terjadi pensiun guru besar-besaran. Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan kebijakan yang bisa menarik orang-orang industri bersedia untuk pindah menjadi guru.
Selain itu, Wikan mengatakan guru normatif yang sudah jadi guru produktif mau tidak mau harus terus ditingkatkan kualitasnya. "Kita training, kita magangkan di industri. Dulu itu cuma beli alat dan gedung. Kalau ini kan ada training kepala sekolah, guru, jadi masalah fundamentalnya itu di SDM. Nah, itu kita sentuh betul," kata Wikan.
Kemendikbud sebelumnya telah meluncurkan suatu program khusus untuk pendidikan vokasi yang bernama SMK Pusat Keunggulan. Sebanyak 895 SMK untuk menjadi satuan pendidikan pertama yang mengikuti program tersebut.
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan, bagi sekolah yang mengikuti program ini akan membantu SMK dalam beberapa aspek. "Pertama dari sisi SDM-nya, pendampingan guru dan kepala sekolah. Pembinaan dari Ditjen Pendidikan Vokasi dan dari universitas. Jadi ada dua mentor yang bisa membantu SMK," kata Nadiem, saat peluncuran Program SMK Pusat Keunggulan, Rabu (17/3) lalu.
Inas Widyanuratikah