Jumat 19 Mar 2021 23:42 WIB

PLN Sambung Listrik di Enrekang Sulawesi Selatan

PLN kucurkan Rp 1,2 miliar untuk investasi listrik di desa Bulo Enrekang Sulsel

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi).PLN berhasil menghadirkan listrik di Dusun Kampung Baru, Desa Bulo, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Guna melistriki 36 Kepala Keluarga (KK) di dusun terpencil tersebut, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp 1,2 Miliar atau sebesar Rp 35 juta untuk setiap KK.
Foto: MOHAMAD HAMZAH/ANTARA FOTO
Pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi).PLN berhasil menghadirkan listrik di Dusun Kampung Baru, Desa Bulo, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Guna melistriki 36 Kepala Keluarga (KK) di dusun terpencil tersebut, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp 1,2 Miliar atau sebesar Rp 35 juta untuk setiap KK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN berhasil menghadirkan listrik di Dusun Kampung Baru, Desa Bulo, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Guna melistriki 36 Kepala Keluarga (KK) di dusun terpencil tersebut, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp 1,2 Miliar atau sebesar Rp 35 juta untuk setiap KK.

"Dengan terlistrikinya dusun tersebut, menjadi bukti bahwa PLN terus berupaya menembus setiap tantangan guna menghadirkan keadilan energi untuk masyarakat, khususnya menghadirkan listrik hingga ke seluruh pelosok negeri,” ucap Vice President Public Relations PLN, Arsyadany G. Akmalaputri.

Dusun Kampung Baru sendiri berjarak ± 65 km dari ibu kota Kabupaten Enrekang. Dari pusat Kecamatan Bungin, dusun tersebut berjarak 8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam.

Untuk menghadirkan listrik di dusun tersebut, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 1,02 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 3,65 kms dan Gardu Distribusi dengan kapasitas daya sebesar 50 kilo Volt Ampere. Dengan pembangunan tersebut, kelistrikan di Dusun Kampung Baru kini tersambung dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan, sehingga lebih andal.

"Untuk mencapai dusun tersebut, petugas kami harus menempuh jalanan bebatuan dengan medan yang terjal. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami," tutur Arsya.

Selain sebagai alat penerangan, dengan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani bawang, PLN berharap hadirnya listrik dapat meningkatkan produktivitas para petani dan meningkatkan gerak roda ekonomi masyarakat di daerah terpencil tersebut.

“Hadirnya listrik kami harap dapat muncul usaha baru, misalnya pengolahan hasil tani bawang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini,” ujar Arsya.

Bupati Enrekang, Muslimin Bando mengungkapkan kebahagiaannya karena sudah lama warga desa itu mengharapkan listrik. Ia berterima kasih kepada PLN, seraya meminta warga membantu PLN memelihara jaringan listrik tersebut.

“Ini adalah hari bersejarah bagi Kampung Baru, dengan aliran listrik ke rumah dan kebun warga, ditambah akses jalan yang memadai, dapat meningkatkan kesejahteraan desa,” ucap Muslimin.

Kepala Dusun Kampung Baru, Dala menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas upaya PLN menghadirkan listrik di dusunnya. Sebelum hadirnya listrik PLN, warga menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) swadaya yang hanya bisa dimanfaatkan untuk keperluan penerangan.

"Dulu listriknya tidak stabil dan hanya bisa digunakan untuk penerangan saja. Mudah-mudahan dengan hadirnya listrik PLN dapat membantu perekonomian masyarakat setempat, dalam meningkatkan produksi bawang yang mayoritasnya adalah petani," imbuhnya.

Melalui program listrik desa, PLN terus berupaya meningkatkan Rasio elektrifikasi (RE) di provinsi Sulawesi Selatan. Hingga Februari 2021, RE di Sulsel telah mencapai 99,99 persen. Angka tersebut meningkat 11,9 persen dari tahun 2016 yang baru mencapai 88 persen. Rasio elektrifikasi merupakan jumlah perbandingan rumah tangga berlistrik baik listrik PLN maupun non PLN dengan total rumah tangga yang ada di suatu wilayah atau negara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement