Sabtu 20 Mar 2021 06:25 WIB

Demokrat Kubu AHY Khawatir Aksi 'Begal Politik’ di Daerah

Para ‘begal politik’ diminta segera berhenti mengganggu kehormatan dan kedaulatan PD.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Teuku Riefky Harsya.
Foto: dpr
Teuku Riefky Harsya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART -- Partai Demokrat versi kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak publik mengawasi terjadinya upaya ‘begal politik’ yang ingin merebut paksa Partai Demokrat dari AHY. Demokrat kubu AHY mengkhawatirkan kegiatan menggunakan simbol-simbol Partai Demokrat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Sekjen Partai Demokrat kubu AHY, Teuku Riefky Harsya berharap, para ‘begal politik’ segera berhenti mengganggu kehormatan dan kedaulatan Partai Demokrat.

"Mari kita selamatkan demokrasi dari para begal politik di daerah kita masing-masing. Cegah perbuatan melawan hukum yang merusak Demokrasi kita," kata Riefky dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Jumat (19/3).

Riefky menyatakan, kepemilikan lambang Partai Demokrat, termasuk panji-panjinya, telah didaftarkan dan diakui Negara sesuai nomor pendaftaran IDM 000 201 281. Nomor itu telah disahkan oleh Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Kemenkumham RI. Sehingga pemilik merek lambang Partai Demokrat adalah Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat yang beralamat di Jl. Proklamasi no. 41, Menteng, Jakarta Pusat.

"Di sanalah tempat dimana kepengurusan Ketum AHY berkantor sehari-hari," sebut Riefky.

Riefky juga menyampaikan agar masyarakat dapat membantu melaporkan ke Kantor Partai Demokrat terdekat saat mengetahui adanya pihak yang membohongi masyarakat. Misalnya, mengajak masuk menjadi pengurus partai, mengatasnamakan dan menggunakan lambang Partai Demokrat secara ilegal.

"Laporan tersebut akan kami teruskan ke aparat penegak hukum untuk diproses secara perundang-undangan yang berlaku," ujar Riefky.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement