Senin 22 Mar 2021 11:00 WIB

Uni Eropa Batalkan Sumbangan Vaksin untuk Negara Miskin

Negara-negara Eropa masih menghadapi masalah dalam memperoleh vaksin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang anggota tim vaksinasi di panti jompo memegang satu dosis vaksin Covid-19 di Berlin, Jerman, pada Minggu, 27 Desember 2020. Pengiriman pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer telah tiba di seluruh Uni Eropa. , pihak berwenang mulai memvaksinasi orang yang paling rentan dalam upaya terkoordinasi pada hari Minggu.
Foto: AP/Kay Nietfeld/DPA
Seorang anggota tim vaksinasi di panti jompo memegang satu dosis vaksin Covid-19 di Berlin, Jerman, pada Minggu, 27 Desember 2020. Pengiriman pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer telah tiba di seluruh Uni Eropa. , pihak berwenang mulai memvaksinasi orang yang paling rentan dalam upaya terkoordinasi pada hari Minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan rencana Uni Eropa menyumbangkan vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin telah dibekukan. Hal itu tidak akan dilakukan hingga Perhimpunan Benua Biru memiliki stok vaksin yang memadai.

Dalam sebuah wawancara dengan Germany's Funke Media Group pada Ahad (21/3), von der Leyen menyebut negara-negara Eropa masih menghadapi masalah dalam memperoleh vaksin untuk mereka sendiri. Situasi tersebut tak lepas dari faktor produksi dan pengiriman.

Baca Juga

Dia mengatakan rencana inisiatif Uni Eropa mendonasikan vaksin Covid-19 secara langsung ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak akan dimulai. Kecuali mereka sudah bisa mengatasi masalah stok atau ketersediaan vaksin.

Bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negara-negara Uni Eropa dapat menyumbangkan sekitar lima persen vaksin yang mereka terima dari produsen ke negara-negara Afrika. Hal itu guna membantu proses vaksinasi dokter dan petugas kesehatan di wilayah tersebut.

Sejauh ini Uni Eropa telah memesan hampir 2,6 miliar dosis vaksin dari produsen vaksin Covid-19 terkemuka. Namun hingga pertengahan Maret, hanya sekitar 70 juta dosis vaksin yang dikirimkan ke semua 27 negara anggota Uni Eropa.

Terlepas dari tujuan mereka memvaksinasi 70 persen populasi orang dewasa pada akhir musim panas, negara-negara Uni Eropa secara signifikan tertinggal dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel dalam cakupan vaksinasi Covid-19. Negara-negara Uni Eropa sejauh ini telah memberikan 56 juta dosis atau setara dengan 6,3 dosis untuk setiap 100 orang di benua tersebut.

Tahun lalu, Komisi Eropa diamanatkan oleh negara-negara anggota untuk mengatur pengadaan bersama vaksin. Namun dalam beberapa pekan terakhir, mereka menuai kecaman karena dinilai terlalu lambat dalam mengamankan kesepakatan vaksin. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement