REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Wakil Pembina Umum Ikhwanul Muslimin, Ibrahim Munir, mengatakan kelompoknya mempercayai Turki dan menerima upaya mediasi Ankara dengan rezim Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi.
Ia yakin Turki menghormati para pengungsi akibat politik. Ankara dapat dipercaya dan tidak melakukan manuver atau tipu muslihat.
"Kami tidak menentang siapa pun yang mencari kebaikan untuk orang Mesir. Tetapi orang Turki harus tahu bahwa ada banyak masalah," kata Munir dikethui Middle East Monitor, Senin (22/3).
Kepala Stasiun televisi Al-Sharq yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin, Ayman Nour, mengatakan Ankara telah meminta tiga saluran TV oposisi Mesir yang berbasis di Istanbul untuk menghentikan kritik terhadap pemerintah Mesir.
Tokoh oposisi Mesir yang diasingkan ini juga menyebut kondisi ini seperti diinginkan Ankara sekaligus memperbaiki hubungan yang rusak dengan Kairo.
"Para pejabat Turki mengatakan mereka ingin stasiun TV mempraktikkan objektivitas dan tidak menyerang atau mengkritik orang," kata dia.
Penjabat Pemandu Umum Ikhwanul Muslimin, Ibrahim Mounir, mengatakan saluran TV tidak akan ditutup. Tetapi, perlu ada perubahan dalam wacana politik dan kata-kata yang digunakan terkait dengan pemerintah Mesir.
Televisi Al-Sharq Nour adalah salah satu dari tiga saluran oposisi Mesir terkemuka di Istanbul yang program-programnya telah membuat jengkel pemerintah Kairo.
Hubungan antara dua negara dan Ikhwanul Muslimin dalam kondisi tegang, sejak tentara Mesir menggulingkan Oresiden Muhammad Mursi yang dekat dengan Ankara, setelah protes pada 2013.