REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong dan Makau memutuskan menghentikan penggunaan vaksin BioNTech, Rabu (24/3). Keputusan itu diambil setelah ditemukannya kelainan pada segel vaksin gelombang pertama yang diterima kedua wilayah semi-otonom China tersebut.
Pengumuman tentang dihentikannya penggunaan vaksin BioNTech diumumkan Fosun Industrial. Ia adalah perusahaan lokal yang mengembangkan vaksin BioNTech. “Pemerintah mencatat bahwa meskipun BioNTech dan Fosun Pharma tidak memiliki alasan untuk meyakini adanya risiko terhadap keamanan produk, demi kehati-hatian, vaksinasi gelombang terkait harus ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan,” kata Fosun Industrial dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency.
Pemerintah Makau merilis pernyataan serupa. Mereka menangguhkan penggunaan vaksin BioNTech dengan nomor pengiriman 210104. "Ini sebagai tindakan pencegahan untuk memastikan keamanan vaksin," ucapnya.
Hong Kong menyetujui penggunaan vaksin BionNTech pada Januari. Ia kemudian juga menerbitkan izin pemakaian vaksin Sinovac asal Cina.
Hong Kong telah melaporkan 11.410 kasus Covid-19 dan 204 kematian. Sementara Makau baru mencatatkan 48 kasus tanpa kematian.