REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masjid Al Aqsa dikuasai umat Islam pada masa Khalifah Umar Bin Khattab yaitu tiga atau empat tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat. K
etika Umar Bin Khattab menaklukkan Baitul Maqdis tempat Masjid Al Aqsa berada, Umar menunjukan luhurnya adab Muslim saat menaklukan suatu kawasan tempat masyarakat dari berbagai agama berada.
Sejarawan Islam, Ustadz Tiar Anwar Bachtiar, mengatakan Umar Bin Khattab datang dari Madinah ke Baitul Maqdis untuk menerima penyerahan wilayah Baitul Maqdis kepada umat Islam. Ketika Baitul Maqdis dikuasai umat Islam, orang-orang Kristen di sana tidak diusir.
"Bahkan mereka (umat Kristen) diperbolehkan tetap tinggal di Baitul Maqdis dan tidak ada pengusiran, bahkan gereja yang menempel dengan Masjid Al Aqsa itu tidak dihancurkan Umar Bin Khattab," kata Ustaz Tiar saat Webinar Nasional bertema Urgensi Masjidil Aqsa Dalam Sejarah dan Peradaban Islam yang diselenggarakan Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (24/3).
Dia menceritakan, dalam prosesnya di kompleks Masjidil Haram seluas 14,4 hektare itu telah dibangun beberapa masjid untuk beberapa kepentingan. Pembangunan masjid-masjid itu tidak mengganggu gereja yang dimiliki orang-orang Kristen.
Hanya saja pada waktu itu ada permintaan orang Kristen kepada Muslim yang berkuasa, agar orang Yahudi tidak boleh tinggal di Masjid Al Aqsa. Keinginan umat Kristen itu disepakati karena waktu itu memang tidak ada orang Yahudi di Masjid Al Aqsa.
"Tapi umat Islam tidak melarang apabila orang Yahudi akan datang ke Masjid Al Aqsa, hanya saja mereka tidak boleh tinggal di sana, sesuai dengan kesepakatan (yang diinginkan) orang-orang Kristen," ujarnya.
Muslim Dibantai
Ustadz Tiar menerangkan, ketika Baitul Maqdis dikuasai orang-orang Kristen yaitu pada masa Perang Salib I, mereka melakukan pembantaian dan pengusiran terhadap Muslim yang hidup di sana.
"Jadi orang-orang Muslim disingkirkan dengan sangat kejam, (Muslim) yang tidak mau pergi dibunuh, dan Masjidil Aqsa berada di bawah kekuasaan orang-orang Kristen," jelas Ustadz Tiar.
Dia mengatakan, selama Baitul Maqdis dikuasai oleh orang-orang Kristen, terjadi pembantaian dan pembersihan etnik bahkan pembersihan agama. Jadi Muslim tidak boleh ada Baitul Maqdis.
Kondisi inilah yang mengundang Salahuddin Al-Ayyubi untuk mengambil alih kekuasaan atas Baitul Maqdis. Akhirnya Salahuddin Al-Ayyubi menguasai kembali Baitul Maqdis.
"Ketika Salahuddin Al-Ayyubi menguasai Baitul Maqdis, kebijakannya sama dengan Umar Bin Khattab, dia tidak melakukan pembantaian ataupun pengusiran sepanjang orang Kristen mau diatur umat Islam, ini memperlihatkan keluhuran umat Islam di dalam melakukan penaklukan, dan itu terjadi hampir di berbagai kawasan yang ditaklukan umat Islam," ujarnya.