REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara yang mengakui negara Palestina mulai bertambah, baru-baru ini Inggris mengakui negara Palestina. Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi melihat hal tersebut sebagai kemenangan diplomasi Palestina, namun pengakuan saja tidak cukup.
Yon mengatakan, bertambah banyaknya negara yang mengakui negara Palestina menunjukkan perubahan besar dukungan dunia termasuk negara-negara Eropa. Mereka mendukung Palestina dan solusi dua negara.
"Dengan demikian kita bisa melihat bahwa dalam tatanan global, pengakuan itu menunjukan kemenangan diplomasi Palestina guna mendapatkan pengakuan dari negara-negara Eropa yang selama ini tidak mendukung dan tidak mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat," kata Yon kepada Republika, Senin (22/9/2025)
Yon menegaskan, tapi pengakuan saja tidak cukup jika hanya sebatas pengakuan. Pengakuan terhadap negara Palestina harus direalisasikan. Memastikan supaya Palestina menjadi negara yang berdaulat, bisa mengatur politik, ekonomi dan berbagai hal terkait pemerintahan secara independen serta berdaulat.
Ia menambahkan, harus juga memastikan Palestina tidak diblokade oleh Israel, sehingga ruang kerjasama internasional bagi Palestina menjadi terbuka.
Menurut Yon, kuncinya memang ada di Israel yang hingga saat ini tidak mau ada negara Palestina yang berdampingan dengan negara Israel. Hal ini terjadi karena Amerika Serikat (AS) masih mendukung Israel.